Pemerintah Genjot Investasi Pabrik Baja di RI, Diminati Eropa, Cina, dan Vietnam

Andi M. Arief
10 November 2025, 15:42
Pekerja beraktivitas di pabrik baja di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (12/1/2023). Kementerian Perindustrian memprediksi industri manufaktur pada tahun 2023 tumbuh sebesar 5,36 persen dengan nilai ekspor sebesar 245 miliar dolar AS atau m
ANTARA FOTO/Fauzan/aww.
Pekerja beraktivitas di pabrik baja di Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, Banten, Kamis (12/1/2023). Kementerian Perindustrian memprediksi industri manufaktur pada tahun 2023 tumbuh sebesar 5,36 persen dengan nilai ekspor sebesar 245 miliar dolar AS atau meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar 210,38 miliar dolar AS.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mendorong produsen baja asing yang megekspor produknya ke Indonesia, untuk mendirikan pabrik. Menurutnya, hal tersebut penting untuk meningkatkan daya saing industri baja nasional.

World Steel mendata Indonesia merupakan produsen besi baja ke-14 dengan volume produksi mencapai 18 juta ton pada tahun lalu. Pada tahun yang sama, Indonesia menjadi negara net importir sebesar 1,4 juta ton dengan total volume impor mencapai 12,8 juta ton.

"Produsen baja yang mengekspor produknya dalam negeri bisa berinvestasi untuk melakukan ekspansi ke pasar global. Kami akan dukung rencana tersebut dengan berbagai fasilitas," kata Faisol di Gedung DPR, Senin (10/11).

Faisol mencatat kapasitas terpasang industri baja telah naik menjadi lebih dari dua kali lipat dari 8,56 juta ton pada 2019 menjadi 18 juta ton pada tahun lalu. Dia mengaku telah mengajak produsen baja yang selama ini mengekspor hasil produksinya ke dalam negeri untuk membangun pabrik.

Menurut dia, peningkatan investasi industri baja pada akhirnya dapat menekan volume impor. Sejauh ini telah ada calon investor yang menyatakan minat dari beberapa negara, seperti Eropa, Cina, dan Vietnam.

"Hampir perusahaan dari luar datang ke tempat kami maupun Kementerian Investasi untuk bertanya proses investasi di dalam negeri. Investasi di industri baja sebentar lagi akan semakin banyak," ujarnya.

Faisol mengatakan salah satu alasan rendahnya daya saing industri baja lokal dibandingkan baja impor adalah mesin produksi yang tua. Harga baja impor di dalam negeri lebih rendah akibat proses produksi yang lebih efisien.

Pada saat yang sama, Faisol menemukan industri logam dasar mencatat realisasi investasi senilai Rp 196,4 triliun pada Januari-September 2025. Dengan demikian, industri logam dasar mencatatkan sektor dengan realisasi investasi terbesar pada sembilan bulan pertama tahun ini.

"Ini menunjukkan potensi dan peranan strategis industri baja dalam mendukung pembangunan nasional dan pembangunan ekonomi," katanya.

Di sisi lain, Faisol menjelaskan tingginya dominasi baja impor disebabkan oleh lesunya permintaan properti secara global. Alhasil, Faisol menemukan mayoritas baja yang ada di pasar saat ini digunakan sebagai komponen konstruksi di dalam negeri.

"Properti sebagai industri yang menyerap hasil produksi industri aja sedang mengalami penurunan permintaan di pasar global. Karena itu, negara produsen baja berlomba-lomba masuk ke negara dengan pengawasan di perbatasan maupun pasar yang lemah," katanya. 

Faisol mencatat volume baja impor pada tahun mayoritas baja impor yang ada di pasar lokal berasal dari Cina pada tahun ini. Karena itu, Faisol berencana memperketat arus baja impor ke dalam negeri untuk menggenjot utilitas industri baja di dalam negeri.

Faisol mengaku telah mulai berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan untuk memperkuat pengawasan di pelabuhan impor. Menurutnya, pengetatan pengawasan tersebut akan mirip dengan yang dilakukan pada tekstil impor.

"Kami akan memperketat pengawasan khususnya melalui Kementerian Keuangan karena ada petugas bea cukai di pelabuhan impor yang bisa melakukan pengawasan langsung terhadap barang impor," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...