Kolaborasi Astra dan Masyarakat Les: Dari Garam Tradisional ke Desa Wisata
Di pesisir utara Pulau Bali, Desa Les di Kabupaten Buleleng menjadi contoh kearifan lokal yang berjalan beriringan dengan kemajuan ekonomi. Melalui program Kampung Berseri Astra (KBA), Astra mengembangkan model pemberdayaan masyarakat yang mengutamakan keseimbangan antara ekonomi, budaya, dan lingkungan.
Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro, mengatakan bahwa keberhasilan Desa Les mencerminkan visi Astra dalam membangun masyarakat yang mandiri dan berkelanjutan.
“Kami percaya bahwa kemajuan ekonomi harus berjalan seiring dengan pelestarian budaya dan lingkungan,” ujarnya.
Ia menambahkan, kolaborasi yang terwujud di KBA Les menunjukkan bagaimana masyarakat dapat tumbuh tanpa meninggalkan akar tradisinya. “Astra berupaya menghadirkan model pemberdayaan masyarakat yang tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga memperkuat fondasi keberlanjutan jangka panjang,” kata Djony.
Warisan Garam Palungan, Simbol Kearifan Alam
Desa Les dikenal dengan garam palungan, produk lokal yang kini menjadi ikon utama desa. Garam ini dihasilkan melalui proses tradisional yang memanfaatkan air laut, daun lontar, pasir, dan batang kelapa. Proses penguapan alami di bawah sinar matahari menghasilkan kristal garam halus dengan rasa yang lebih gurih.
Menurut Nyoman Nadiana, penggerak KBA Les, produksi garam palungan tidak hanya menjadi sumber ekonomi, tetapi juga bagian dari filosofi hidup masyarakat Les yang selalu selaras dengan alam.
“Gunung memberi, laut menerima. Kami bekerja mengikuti alam dan tidak bisa memaksanya,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa setiap musim kemarau, warga dapat menghasilkan dua hingga tiga ton garam, tergantung pada cuaca. “Seperti garam palungan Les yang dikenal memiliki tekstur lebih lembut dan rasa lebih gurih, ini semua berkat proses penguapan alami tanpa bahan tambahan,” lanjutnya.
Kini, garam palungan Les dipasarkan melalui BUMDes Giri Segara, dan telah menjangkau wilayah di luar Bali, termasuk Pulau Jawa dan Batam.
Sejak 2018, Astra mendampingi masyarakat Les melalui berbagai pelatihan kewirausahaan. Program tersebut meliputi peningkatan kemampuan branding produk lokal, pengemasan garam, pemasaran digital, dan pengelolaan homestay wisata.
Selain memberikan peralatan produksi garam, Astra juga membantu promosi produk lokal melalui BUMDes dan memperbaiki infrastruktur wisata, termasuk jalur menuju Air Terjun Les. Dukungan ini, menurut Djony, menjadi bagian dari upaya memperkuat ekonomi lokal tanpa mengubah karakter desa.
Pendampingan berkelanjutan ini membuat Les semakin siap menerima wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, tanpa kehilangan identitasnya sebagai desa yang tenang dan berpijak pada kearifan lokal.
Wisata Alam dan Tradisi yang Terjaga
Desa Les menawarkan pengalaman wisata yang menyatu dengan kehidupan masyarakat. Wisatawan dapat menyaksikan proses pembuatan garam di tepi pantai atau trekking menuju Air Terjun Les setinggi hampir 30 meter yang dikelilingi hutan tropis. Lebih dari 20 homestay kini dikelola langsung oleh warga, membuka sumber penghasilan baru bagi keluarga di desa.
Konsistensi warga dalam menjaga tradisi dan lingkungan akhirnya membawa Desa Les meraih Juara Umum Desa Wisata Terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Penghargaan ini menegaskan bahwa desa kecil pun mampu menjadi pelopor pariwisata berkelanjutan berbasis komunitas.
Astra melihat keberhasilan Desa Les sebagai bukti bahwa kolaborasi antara perusahaan dan masyarakat mampu melahirkan harmoni antara kemajuan ekonomi, kelestarian lingkungan, dan pelestarian budaya.
Program Kampung Berseri Astra sendiri merupakan bagian dari strategi keberlanjutan perusahaan yang berfokus pada empat pilar: pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan kewirausahaan.
Hingga kini, Astra telah membina lebih dari 1.500 Desa Sejahtera Astra dan Kampung Berseri Astra di 35 provinsi di seluruh Indonesia.
Djony menegaskan bahwa semangat kolaborasi seperti di Les sejalan dengan komitmen Astra untuk berkontribusi pada Sustainable Development Goals (SDGs) dan cita-cita “Sejahtera Bersama Bangsa.”
