Perusahaan Induk Jobstreet: RI Pusat Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
SEEK Limited menyataan minimnya lowongan kerja di dalam negeri membuat Indonesia menjadi pusat operasi penipuan lowongan kerja di Asia dan Asia Pasifik. Setidaknya ada lima kategori pekerjaan yang kerap digunakan oleh para pelaku penipuan, yakni Administration & Office Support; Manufacturing, Transport & Logistic; Retail & Consumer Products; Trade & Services; dan Hospitality & Tourism.
Namun Head of Trust & Safety SEEK Tom Rhind mendata hampir 40% dari lowongan kerja pada kategori Administration & Office Support terdeteksi palsu. Kategori tersebut dipilih lantaran tidak menuntut gelar khusus atau pengalaman yang mendalam, seperti admin toko daring, admin e-commerce, dan data entry.
"Posisi di bidang Sales juga menunjukkan pola serupa karena sering menjanjikan pekerjaan cepat dan penghasilan berbasis komisi. Kategori entry-level menciptakan kelompok calon korban yang besar," kata Tom dalam keterangan resmi, Jumat (21/11).
Badan Pusat Statistik mendata lima kategori pekerjaan tersebut berkontribusi hampir 50% dari total angkatan kerja per Agustus 2025. Kategori dengan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah Manufacturing, Transport & Logistic yang mencapai 26,58 juta orang atau 18,14% dari total angkatan kerja.
Tom mendata lebih dari 21% lowongan kerja dalam kategori Manufacturing, Transport & Logistic memiliki indikasi penipuan. Secara rinci, jenis pekerjaan yang marak dengan indikasi penipuan adalah posisi staff gudang.
Kontribusi Penipuan Lowongan Kerja RI Capai 38%
Dia menyampaikan indikasi penipuan di Indonesia berkontribusi hingga 38% dari total penipuan lowongan kerja di Asia Pasifik. Angka tersebut mencapai 62% jika hanya menghitung data penipuan lowongan kerja di Asia.
Operation Director Indonesia Jobstreet by SEEK, Willem Najoan, mengatakan kondisi lowongan kerja di dalam negeri sangat mengkhawatirkan lantaran tingginya potensi penipuan. Menurutya, penipuan lowongan kerja bukan hanya menimbulkan kerugian finansial, tapi juga keselamatan jiwa.
"Penipuan lowongan kerja telah berevolusi menjadi pintu masuk kejahatan terorganisir seperti Tindak Pidana Perdagangan Orang yang menyasar warga Indonesia," kata Willem.
Willem mengatakan penipu lowongan kerja semakin sering menggunakan kecerdasan untuk membuat skema penipuan yang lebih canggih. Salah satu modusnya adalah menyamar sebagai pegawai Jobstreet dan menghubungi pencari kerja melalui pesan singkat maupun media sosial.
Dia mencatat modus yang sering terjadi dalam penipuan lowongan kerja adalah tawaran kerja paruh waktu untuk menyukai unggahan konten media sosial untuk membangu kepercayaan. Setelah terkait, korban dipersuasi untuk melakukan deposit yang dananya tidak bisa dikembalikan.
"Jobstreet by SEEK terus mendorong perusahaan yang mencari tenaga kerja untuk beralih ke perekrutan yang terstruktur. Ini dapat mempersempit ruang gerak penipu dan memastikan para pencari kerja di Indonesia mendapatkan lowongan kerja yang resmi dan terverifikasi," katanya.
