Cerita Operator PLTM Jinakkan Sampah Sungai Demi Listrik Ribuan Rumah di Lampung

Ade Rosman
23 November 2025, 12:01
Operator di PLTM Besai Kemu, Lampung, Joni
Katadata/Ade Rosman
Operator di PLTM Besai Kemu, Lampung, Joni
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Dari pinggir Sungai Way Besai, Lampung, Joni Suranton, 31 tahun, berdiri sambil mengamati aliran sungai yang menjadi tenaga utama pembangkit listrik mini-hidro atau PLTM penghasil 33,4 GWh per tahun itu. Sesekali ia menoleh ke arah penyaring sampah yang menjadi pertanda stabil atau tidaknya produksi listrik di PLTM Besai Kemu.

Rutinitasnya dimulai dari situ. Joni merupakan operator PLTM Besai Kemu, penjaga aliran energi yang bekerja dalam siklus tanpa henti, 24 jam sehari.

Ia bekerja bersama delapan rekan di divisi yang sama. "Kegiatan sehari-hari, kami membersihkan sampah,” kata Joni kepada Katadata.co.id di Lampung, Sabtu (22/11).

“Kamia memakai crane untuk bisa mengangkat sampai satu ton. Biasanya kalau selisih air sampai empat atau lima bar, berarti air sudah kotor dan kami harus membersihkan,” Joni menambahkan.

Bukan hanya plastik atau ranting kecil, terkadang batang pohon, bambu, bahkan material besar lain terbawa arus. Ketika menumpuk di trash rack, ketinggian air di headpond bisa turun. Sampah-sampah itulah yang menjadi musuh operator. 

“Kalau trash rack tersumbat 10 cm saja, air di headpond turun,” kata Joni. “Maka dari itu, pengecekan sampah dilakukan setiap hari, bahkan tidak terhitung, tergantung banyaknya sampah,” kata dia. 

Operasional intake PLTM Besai Kemu berjalan tanpa henti. Pekerjaan dibagi ke dalam dua sif, masing-masing 12 jam. 

“Iya, 24 jam. Ada dua sif yakni siang dan malam. Tim di intake ada sembilan orang, tiga orang per sif,” kata Joni.

Tidak ada mes khusus bagi operator. Setelah bekerja 12 jam, mereka memilih pulang ke rumah masing-masing. Begitu pun Joni yang yinggal tak terlalu jauh dari lokasinya bekerja. 

Sebelum memegang alat apapun, operator harus memastikan perlengkapan keselamatan sudah terpasang.

Setelah itu, fokus mereka kembali kepada sampah. Menjaga aliran tetap bersih menjadi kunci menjaga performa turbin. 

“Kalau mau turbin maksimal, ya kami berfokus pada sampah. Intinya di situ,” kata Joni. 

Operator di PLTM Besai Kemu, Lampung, Joni
Operator di PLTM Besai Kemu, Lampung, Joni (Katadata/Ade Rosman)

Kendala Operator: Genset hingga BBM Habis

Tidak ada pekerjaan yang tanpa kendala, termasuk pekerja lapangan seperti Joni dan kawan-kawan. Bagi operator PLTM seperti dirinya, tantangan terbesar seringkali datang dari hal-hal teknis kecil yang terjadi pada waktu yang tidak tepat seperti kehabisan BBM saat mengoperasikan crane.

Crane dan peralatan angkut lainnya bergantung pada pasokan BBM untuk beroperasi. “Terkadang, saat mengangkat sampah, BBM genset kami habis,” kata Joni sembari tertawa kecil.

Ketika ditanya terkait kondisi darurat dalam pekerjaannya sebagai operator, Joni menyebut hal yang paling diantisipasi yakni terpeleset, terjatuh, hingga tertimpa material.  

“Kalau ada kondisi darurat, kami lapor ke SHE atau security yang sedang melakukan kontrol. Yang terkena musibah, segera kami amankan dulu dari titik bahaya,” kata dia.

Joni bukan orang baru di lingkungan PLTM Besai Kemu. Ia pernah bekerja di divisi Asset maupin bertugas sebagai safety man sebelum pindah menjadi operator.

"Pada awalnya, kami belum berfokus di bendungan. Kami mengikuti perintah atasan terlebih dulu,” katanya. 

PLTM Besai Kemu, Lampung
PLTM Besai Kemu, Lampung (Katadata/Ade Rosman)

Dulu Berat, Kini Lebih Ringan

Joni mengenang masa-masa awalnya menjadi operator. Menurut dia, saat ini pekerjaannya sebagai operator lebih terbantu karena kehadiran crane yang mempermudah proses pengangkatan sampah. Sebelumnya sampah-sampah ini diangkut secara manual. 

“Alhamdulillah sudah ada crane. Kami terbantu banget. Jadi elevasi air stabil terus. Dulu kami manual. Kalau sedang banjir, sampah menutup semua, air turun drastis dan beban turbin enggak stabil,” katanya.

Dalam setiap megawatt listrik yang mengalir ke jaringan, ada peran para operator seperti Joni yang menjaga trash rack tetap bersih, elevasi air stabil, dan memantau turbin sepanjang hari. 

PLTM Besai Kemu mampu menghasilkan pasokan listrik sebesar 33,4 GWh per tahun, setara kebutuhan sekitar 16.000 hingga 22.000 rumah tangga per tahun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Ade Rosman

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...