Pengusaha Tepung Minta Impor Gandum Tetap Dibuka, Tak Bisa Digantikan Sorgum

Andi M. Arief
25 November 2025, 18:08
Pekerja menata adonan roti sebelum dipanggang di salah satu usaha roti Dicky Bakery di Depok, Jawa Barat, Senin (11/7/2022). Pemilik roti mengaku beberapa pekan terakhir telah mengurangi jumlah produksi akibat permintaan menurun dan harga bahan baku tepun
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU
Pekerja menata adonan roti sebelum dipanggang di salah satu usaha roti Dicky Bakery di Depok, Jawa Barat, Senin (11/7/2022). Pemilik roti mengaku beberapa pekan terakhir telah mengurangi jumlah produksi akibat permintaan menurun dan harga bahan baku tepung terigu dan gandum meningkat di pasaran.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia atau Aptindo mendorong pemerintah untuk tidak menghilangkan gandum impor. Sebab, industri pengolahan gandum memiliki nilai tambah lebih dari 132 kali.

Aptindo mencatat nilai impor gandum pada Januari-September 2025 mencapai 8,09 juta ton senilai US$ 2,28 miliar. Sekitar 71% dari gandum tersebut diubah menjadi tepung terigu dan dikonsumsi oleh rumah tangga dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Sementara itu, 29% gandum digunakan oleh industri pengolahan gandum berskala besar yang umumnya melakukan ekspor produk berbasis tepung terigu, seperti mi instan, biskuit, dan roti. Walau demikian, nilai ekspor produk olahan gandum pada sembilan bulan pertama telah mencapai US$ 1,07 miliar atau 47% dari nilai impor.

"Kami telah masuk pasar global. Jangan dilihat bahwa bahan baku kami adalah gandum yang seluruhnya diimpor, tapi lihat kami sebagai lokomotif ekspor nasional," kata Direktur Eksekutif Aptindo Ratna Sari Loppies kepada Katadata.co.id, Selasa (25/11).

Seperti diketahui, Kementerian Pertanian berencana melakukan uji coba produksi sorgum pada lahan seluas 5.000 hektare pada tahun depan. Kegiatan tersebut merupakan langkah awal untuk menciptakan produk substitusi impor gandum

Ratna memaparkan dua negara berkontribusi lebih dari 67% volume gandum impor pada Januari-September 2029, yakni Australia sejumlah 4,6 juta ton dan Kanada sebanyak 1,87 juta ton . Pada periode yang sama, volume impor gandum dari Amerika Serikat baru 603.732 ton atau 7,5% dari total impor. 

Dia mengatakan sorgum dapat mengurangi volume impor gandum, namun tidak bisa menggantikan gandum. Sebab, gandum memiliki kandungan utama yang dibutuhkan industri pengguna tepung terigu, yakni gluten.

Karena itu, Ratna menyampaikan sorgum dapat menjadi campuran dalam tepung terigu maksimal 10%. Alhasil, Ranta mendorong agar peningkatan volume produksi sorgum nasional hanya mencapai sekitar 900.000 ton per tahun. Badan Pusat Statistik mendata volume produksi sorgum nasional paling banyak mencapai 6.000 ton pada 2019-2020.

"Kami pernah bekerja sama dengan pemerintah untuk memproduksi tepung hasil pencampuran gandum dan sorgum. Gandum tetap diperlukan karena industri pengolahan tepung terigu tetap membutuhkan gluten," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berencana mengurangi impor gandum dengan mulai memproduksi dua komoditas pangan tahun depan, yakni gandum dan sorgum. Menurutnya, kedua komoditas tersebut berhasil dilakukan di negara dengan agroklimat yang sama dengan Indonesia, yakni Yordania dan Brasil.

Amaran mengatakan uji coba penanaman gandum dan sorgum akan dilakukan di dalam dan luar Pulau Jawa. Menurutnya, salah satu provinsi yang telah berhasil memproduksi gandum maupun sorgum dengan produktivitas tinggi adalah Nusa Tenggara Timur.


Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...