Rosan Targetkan Pabrik Hilirisasi Kelapa Rp 1,6 Triliun di Morowali Rampung 2026

Mela Syaharani
2 Desember 2025, 14:54
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani berjalan usai mengikuti rapat terbatas Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11/2025). Rosan menyebutkan Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan pendiri Bloomberg
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani berjalan usai mengikuti rapat terbatas Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Selasa (18/11/2025). Rosan menyebutkan Presiden Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan pendiri Bloomberg LP, Michael Bloomberg untuk membahas peluang investasi di Indonesia seperti energi bersih dan perlindungan sumber daya laut.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Investasi dan Hilirisasi atau Kepala BKPM Rosan Roeslani menargetkan pembangunan pabrik hilirisasi kelapa di Morowali, Sulawesi Tengah bisa rampung tahun depan. Di wilayah tersebut telah masuk investasi hilirisasi kelapa sebanyak US$ 100 juta (Rp 1,66 triliun).

Rosan menyebut dari investasi ini bisa menciptakan 10 ribu lapangan pekerjaan bagi masyarakat. “Insya Allah pada pertengahan 2026 ini pabriknya akan di selesai di daerah Morowali dan akan menyerap 500 juta butir kelapa setiap tahunnya,” kata Rosan dalam rapat kerja bersama Komisi XII DPR RI, Selasa (2/12).

Dia menyampaikan investasi hilirisasi ini bisa masuk karena pemerintah melihat tren ekspor kelapa Indonesia ke Cina. Rosan menyebut pemerintah lalu mendatangi Cina dan meyakinkan mereka untuk membuka pabriknya di Indonesia.

“Sehingga harga kelapanya juga semakin meningkat disini karena tidak perlu memperhitungkan biaya logistik pengiriman kelapa dari Indonesia dan Cina,” ujarnya.

Rosan mengatakan pemerintah saat ini juga berencana untuk memulai hilirisasi kelapa di daerah lainnya di Indonesia, seperti di daerah Riau yang ada di Pulau Sumatera.

Pemerintah berencana memperkuat hilirisasi sektor pertanian dan perkebunan guna mengerek nilai tambah jual dan devisa negara. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sebelumnya mengatakan volume ekspor kelapa mencapai 2,8 juta ton per tahun dengan nilai sekitar Rp 24 triliun. 

Pemerintah berencana menggenjot olahan kelapa menjadi produk turunan bernilai tinggi seperti santan atau coconut milk dan minyak kelapa murni (virgin coconut oil).

“Nilainya bisa naik 100 kali lipat. Rata-rata bisa menghasilkan Rp 2.400 triliun. Katakanlah separuh saja dikali 50 bisa menghasilkan Rp 1.200 triliun devisa. Itu baru kelapa,” kata Amran dalam konferensi pers di Istana Merdeka Jakarta pada Kamis (9/10).

Ekspor akan Dibatasi

Menteri Perdagangan Budi Santoso atau Busan belum berencana membatasi ekspor kelapa bulat dalam waktu dekat. Namun pemerintah akan mengatur distribusi kelapa bulat di dalam negeri agar lebih merata. 

Badan Pusat Statistik mendata nilai ekspor kelapa dalam kulit mencapai US$ 45,6 juta dan daging kelapa kering senilai US$ 5,9 juta pada kuartal pertama tahun ini. Cina menjadi negara tujuan utama dengan nilai ekspor US$ 43,1 juta.

"Ekspor kelapa bulat itu memang harganya saat ini bagus di luar negeri, jadi petani menikmati hasil produksi dia. Sepertinya baru era-era sekarang ini harga kelapa bulat itu bagus, jadi masalahnya kenapa?" kata Busan di kantornya, Jumat (22/8). 

Walau demikian, Busan mengakui pergeseran pasar kelapa bulat ke luar negeri mendongkrak harga kelapa bulat di dalam negeri. Menurutnya, kenaikan harga tersebut hanya terjadi di bagian barat Indonesia. 

Karena itu, Busan berencana untuk mendistribusikan kelapa bulat yang diproduksi di bagian timur ke bagian barat Indonesia. Menurutnya, strategi tersebut telah disosialisasikan kepada seluruh pemerintah daerah.

"Dengan demikian, perdagangan kelapa bulat di dalam dan luar negeri bisa berjalan. Ini hanya terkait penyebaran distribusi barang. Jadi, semua pihak bisa menikmati kelapa bulat dalam negeri," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...