Mendag Waspada Harga Bahan Pokok Melonjak di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Andi M. Arief
8 Desember 2025, 16:19
Petugas kepolisian menata paket bantuan kemanusiaan untuk korban banjir sebelum dikirim dari halaman Mapolda Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/12/2025). Kepolisian Daerah Jawa Tengah bersama Bhayangkari Daerah Jateng mengirimkan bantuan 15 orang te
ANTARA FOTO/Makna Zaezar/foc.
Petugas kepolisian menata paket bantuan kemanusiaan untuk korban banjir sebelum dikirim dari halaman Mapolda Jateng, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/12/2025). Kepolisian Daerah Jawa Tengah bersama Bhayangkari Daerah Jateng mengirimkan bantuan 15 orang tenaga medis dan bantuan logistik kebutuhan dasar bahan pokok berupa perlengkapan bayi, makanan instan, tikar, kasur lipat, susu bayi, selimut, serta obat-obatan sekaligus uang tunai sebanyak Rp2,2 miliar untuk meringankan beban korban bencana alam di Sumater
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pemerintah meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan harga bahan pokok di tiga provinsi terdampak bencana, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan distribusi pangan ke sejumlah wilayah masih terhambat akibat akses darat yang terputus.

Ia menuturkan, hingga kini identifikasi pasar terdampak belum sepenuhnya rampung karena kondisi lapangan yang sulit dijangkau. Pendataan baru dapat dilakukan di Sumatera Utara, mencakup 41 pasar.

"Distribusi barang ke daerah bencana di Pulau Sumatra saat ini masih harus ditangani melalui bantuan berbagai pihak di luar jalur darat," ujar Budi di Jakarta, Senin (8/12).

Meski begitu, Budi memastikan tidak semua jalur distribusi di tiga provinsi tersebut mengalami gangguan. Pemerintah menilai pasokan dan harga pangan di wilayah yang tidak langsung terdampak bencana masih relatif dapat dijaga.

Kewaspadaan tetap diperlukan karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan tinggi akan bertahan hingga Januari 2026. Kondisi cuaca ekstrem dikhawatirkan dapat kembali menghambat distribusi pangan dan menimbulkan tekanan harga di pasar.

"Jangan sampai distribusi ke kawasan tidak terdampak pun ikut tersendat karena cuaca. Pada prinsipnya produksi pangan cukup," kata Budi.

72 Ruas Jalan Nasional Terdampak

Kementerian Pekerjaan Umum mendata 72 ruas jalan nasional dan 31 jembatan nasional terdampak dari bencana di Pulau Sumatera. Seluruh infrastruktur tersebut dinilai rusak akibat longsor di 1.666 titik.

Hingga 6 Desember 2025, 10 ruas jalan nasional masih terputus total akibat bencana longsor dan dalam proses perbaikan. Sementara itu, satu dari enam ruas jalan tol terdampak masih dalam proses perbaikan dan dijadwalkan rampung pada 15 Desember 2025, yakni Tol Medan-Tebing Tinggi.

Sebelumya, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Diana Kusumastuti menyampaikan bantuan logistik sudah bisa dikirimkan melalui jalur darat ke DI Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Namun konektivitas darat ditargetkan baru tersambung penuh sebelum musim liburan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Diana menyampaikan perbaikan pihaknya masih terus membersihkan jalan di daerah terdampak dari lumpur hasil bencana longsor. Menurutnya, proses pembersihan tersebut paling cepat baru rampung pekan depan.

"Namun pekerjaan pembersihan jalan akna dilakukan bertahap. Jalan dengan kerusakan ringan akan didahulukan agar masyarakat bisa beraktivitas kembali. Untuk proses pembersihan bisa selesai sebelum 20 Desember 2025," kata Diana di kantornya, Kamis (4/12).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...