Tiga Wirausahawan Sosial Terpilih sebagai Ashoka Fellow 2025

Kamila Meilina
18 Desember 2025, 17:35
Tiga orang penerima Ashoka Fellow 2025.
Katadata
Tiga orang penerima Ashoka Fellow 2025.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Ashoka, jaringan wirausahawan sosial terbesar di dunia, menetapkan tiga orang penggerak  sebagai Ashoka Fellow 2025. Venture & Fellowship Manager Ashoka, Rezza Brammadita, menyebutkan ketiga orang yang terpilih merupakan para penggerak perubahan yang memiliki ide dan inovasi baru dalam menyelesaikan masalah-masalah pelik.

Ketiga orang yang mendapat anugerah Ashoka Fellow 2025, yakni:

  • Benny Prawira, pendiri Into The Light yang bergerak di isu pencegahan bunuh diri dan kesehatan mental;
  • Atika Paraswaty, pendiri Perkumpulan Suaka untuk Perlindungan Hak Pengungsi (SUAKA)
  • Latifah Anum Siregar, pendiri Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP)

Ashoka Fellowship merupakan bentuk dukungan berupa sumber daya dan akses jaringan global yang ditujukan untuk memperluas jangkauan serta dampak para penggerak perubahan sistem di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Sebelum terpilih, ketiga Ashoka Fellow tersebut melewati proses seleksi berjenjang mulai dari tingkat nasional hingga global, dengan penilaian akhir dilakukan oleh Dewan Pembina Ashoka Global.

Dalam proses seleksi, Benny Prawira dinilai berhasil menghadirkan pendekatan baru dalam pencegahan bunuh diri dan penguatan kesehatan mental di Indonesia. Sejak 2016, melalui Into The Light, Benny telah melatih lebih dari 200 relawan muda, menyelenggarakan lebih dari 50 sesi pelatihan setiap tahun, serta melatih lebih dari 100 jurnalis dalam peliputan isu kesehatan mental secara sensitif.

“Melalui Into The Light, Benny bekerja sama dengan kaum muda, sekolah, universitas, media, hingga pemerintah untuk mengubah sikap masyarakat terhadap pencegahan bunuh diri dan praktik kesehatan mental,” kata Rezza.

Pada 2025 ini, dua Ashoka Fellow lainnya berasal dari gerakan akar rumput perlindungan hak asasi manusia. Latifah Anum Siregar, melalui ALDP, dinilai berhasil membuka akses keadilan di wilayah terpencil Papua. Hingga saat ini, Anum telah melatih 120 paralegal adat dan menargetkan pelatihan bagi 1.000 paralegal dalam lima tahun ke depan.

Dewan Pembina Ashoka Global juga mencatat peran Anum dalam memfasilitasi dialog publik pertama antara masyarakat Papua dan non-Papua pada 2011, yang kini menjadi model perdamaian lokal di wilayah tersebut.

Atika Paraswaty terpilih sebagai Ashoka Fellow atas inisiatifnya membangun sistem bantuan hukum bagi pengungsi di Indonesia. Sejak 2012, SUAKA telah menjangkau lebih dari 10.000 pengungsi serta melatih 53 paralegal komunitas untuk memberikan pendampingan hukum dan advokasi di kamp pengungsian.

“Peningkatan jumlah pengungsi antara 2013 hingga 2023 memicu konflik sosial, disinformasi, dan diskriminasi HAM. Melalui SUAKA, Atika menciptakan sistem bantuan hukum agar pengungsi dapat mengakses perlindungan dan membela hak-haknya,” ujar Rezza.

Secara global, Ashoka Fellowship telah dianugerahkan kepada lebih dari 3.800 individu di lebih dari 90 negara, termasuk lebih dari 210 wirausahawan sosial di Indonesia sejak 1985. Para Ashoka Fellow dinilai mampu mendorong perubahan sistemik untuk memperbaiki tata kelola sosial, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta menjaga keberlanjutan lingkungan.

Ashoka Indonesia sendiri berdiri sejak 1983 sebagai kantor negara kedua Ashoka setelah India, dan terus mengusung gerakan “Everyone A Changemaker” untuk memberdayakan individu dalam menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Kamila Meilina
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...