Positif Corona AS 300 Ribu Kasus, Trump: Banyak Kematian Pekan Depan
Jumlah kasus positif virus corona meningkat dengan sangat cepat di Amerika Serikat dan kini telah mencapai lebih dari 300 ribu. Presiden Donald Trump mengatakan dua pekan ini akan menjadi yang terberat dalam melawan pandemi corona dan banyak kematian.
"Ini mungkin akan menjadi minggu terberat antara minggu ini dan minggu depan dan sayangnya, akan ada banyak kematian, tetapi kematian jauh lebih sedikit daripada jika mitigasi tidak dilakukan," ujar Trump dikutip dari CNN, Minggu (5/4).
Sebanyak 1.224 kematian akibat Covid-19 telah dilaporkan AS pada Sabtu (3/4). Ini adalah kematian terbanyak yang dilaporkan dalam sehari. Hingga kini, terdapat total 8.376 kematian dari 305 ribu kasus, berdasarkan data Johns Hopkins University.
(Baca: Tambah 106 Orang, Positif Corona di Indonesia Tembus 2.000 Kasus)
Trump mengatakan, akan mengirimkan tambahan ventilator dari total 10 ribu yang dikumpulkan pemerintah AS. New York saat ini menjadi wilayah dengan jumlah kasus terbanyak mencapai 113 ribu dengan total 3.565 kematian.
"Saya juga telah mengarahkan 1.000 personel militer ke kota New York untuk membantu apa yang paling dibutuhkan," kata dia.
Saat ini, menurut dia, hampir 96 persen warga Amerika Serikat telah diam di rumah untuk menekan penyebaran Covid-19.
(Baca: Positif Corona Melonjak, Singapura Tutup Sekolah dan Kantor Satu Bulan)
Trump telah diperingatkan bawahannya bahwa pandemi ini dapat membunuh 100 ribu hingga 240 ribu warga AS. Ia sebelumnya enggan menganggap virus corona sebagai permasalahan yang berat dan membandingkan jumlah kematian akibat influenza yang lebih besar.
Namun, beberapa waktu terakhir ini, Trump akhirnya memberikan pernyataan yang serius. “Tidak ada yang tahu bagaimana menularnya ini. Saya kira dokter di manapun tak tahu,” ungkap Trump.
Amerika Serikat saat ini memiliki jumlah kasus positif virus corona terbesar di seluruh dunia. Jumlah kasusnya bahkan sudah lebih tiga kali lipat dari Tiongkok yang menjadi episentrum awal penyebaran virus ini. Sementara tingkat kematian akibat wabah ini menempati posisi ketiga terbanyak setelah Italia dan Spanyol.