Fed Pangkas Bunga Tangkal Dampak Virus Corona, Wall Street Rontok
Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve memangkas suku bunga pada Selasa (2/4) guna menangkal dampak virus corona terhadap ekonomi terbesar dunia tersebut.Langkah darurat ini gagal untuk menenangkan pasar yang khawatir perlambatan ekonomi bakal lebih dalam dan bertahan lama.
Tiga indeks utama Wall Street ditutup anjlok hampir 3%. Dow Jones Industrial Average turun 2,94%, S&P 500 Index 2,81%, dan Nasdaq Composite 2,99%.
Sehari sebelumnya, ketiga indeks ini berhasil melesat dengan Dow Jones mencatatkan kenaikan harian tertinggi sepanjang sejarah mencapai 7%.
Gubernur Fed Jerome Powell menegaskan bahwa ekonomi AS tetap kuat, tetapi penyebaran virus corona telah menyebabkan perubahan pada prospek pertumbuhan ekonomi. Fed memutuskan untuk menurunkan bunga acuan 50 bps menjadi di antara 1% hingga 1,25%.
"Virus dan langkah-langkah yang diambil untuk menahannya pasti akan membebani aktivitas ekonomi, baik di dalam maupun luar AS untuk beberapa waktu," kata Powell dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Rabu (4/3).
(Baca: Tangkal Dampak Corona, Pemerintah Siapkan Stimulus Ekspor Impor)
Ini adalah penurunan suku bunga pertama di luar pertemuan rutin bank Sentral AS sejak puncak krisis keuangan 2008.
"Kami sampai pada pandangan bahwa ini saatnya untuk bertindak mendukung ekonomi. Saya tahu bahwa ekonomi AS kuat dan saya berharap kita akan kembali ke pertumbuhan dan pasar tenaga kerja yang solid," kata Powell.
Ia juga mengakui bahwa prospek ekonomi tidak pasti dan situasi dapat berubah-ubah.
Pelonggaran bank sentral dapat mendorong permintaan lantaran menurunkan biaya pinjaman. Namun, Powell mengingkatkan kebijakannya tidak dapat memperbaiki rantai pasokan global yang terganggu atau meyakinkan orang untuk terbang, menghadiri pertemuan atau bahkan pergi ke sekolah, terutama jika pemerintah daerah atau perusahaan melarang kegiatan tersebut.
“Kami menyadari bahwa penurunan suku bunga tidak akan mengurangi tingkat infeksi, itu tidak akan memperbaiki rantai pasokan yang rusak. Kami tidak berpikir kami memiliki semua jawaban. Tapi ini akan mendukung aktivitas ekonomi secara keseluruhan," jelas dia.
(Baca: Kematian akibat Corona di AS Bertambah, Wall Street Justru Melesat)
Bukan hanya bursa saham yang rontok, imbal hasil obligasi trasury AS 10 tahun juga turun di bawah 1% untuk pertama kalinya.
Presiden AS Donald Trump tiba di Gedung Putih ketiga pasar AS tutup dan mengatakan kepada wartawan bahwa ia belum melihat kondisi pasar dan fokus pada penanganan virus corona.
"Saya pikir mereka harus berbuat lebih banyak. Mereka mengisyaratkan bahwa tidak dapat berbuat lebih banyak dan sangat disayangkan. Dia memberikan sinyal yang sangat buruk menurut saya," ujar Trump menanggapi kebijakan Powell.
Investor percaya bahwa The Fed belum akan selesai dengan penurunan bunga acuan 0,5%. Pasar memproyeksi The Fed akan mempertimbangkan pemotongan suku bunga lagi pada Juni.
(Baca: Pemerintah Tolak Bantuan Dana dari ADB untuk Tangani Virus Corona)
Pekan lalu, sebagian besar pejabat Fed memperkirakan efek virus bersifat sementara dan tetap pada pandangan bahwa mereka telah tiga kali penurunan suku bunga tahun lalu. Ekonomi AS berada dalam posisi yang baik untuk menghadapi guncangan cuaca.
"Pertanyaannya sekarang menjadi apakah, berapa banyak, dan kapan Fed akan memberikan pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut. Jika pejabat Fed menganggap bahwa kemungkinan resesi yang akan datang meningkat, mereka akan agresif memangkas bunga," tulis Analis Oxford Economics Gregory Daco setelah konferensi pers Powell.
Covid-19 telah membunuh lebih dari 3.100 orang dengan total kasus mencapai 90 ribu. Namun, lebih dari setengah dari total kasus tersebut berhasil sembuh. Di Amerika Serikat, virus corona telah membunuh 6 orang dengan lebih dari 1.00 orang terjangkit.