Imbas Corona, Tokyo Disneyland Tutup Hingga Pertengahan Maret
Tokyo Disneyland akan ditutup sementara selama dua pekan, mulai Sabtu (28/2) hingga 15 Maret 2020. Penutupan itu dilakukan pihak pengelola seiring meningkatnya kekhawatiran akan penyebaran virus corona di Jepang.
Dikutip dari Reuters, Tokyo Disneyland dan DisneySea akan ditutup setelah ada rekomendasi pemerintah bahwa segala pertemuan besar dan acara akan dibatasi selama dua pekan, kata operator taman Oriental Land Co Ltd.
Langkah ini juga dilakukan setelah Perdana Menteri Shinzo Abe menyerukan agar semua sekolah tutup untuk menghentikan penyebaran virus corona yang semakin masif ke puluhan negara dunia.
"Kami berencana untuk buka kembali pada 16 Maret, namun pengumuman baru akan disampaikan setelah ada konfirmasi dengan lembaga terkait," kata Oriental Land dalam keterangannya di situs resmi.
(Baca: Wakil Presiden hingga Ketua Komisi di Parlemen Iran Positif Corona)
Pihak pengelola juga akan menginformasikan kepada pemegang tiket terkait kebijakan pengembalian uang (refund).
Selain Tokyo, taman hiburan Disney lainnya di Shanghai dan Hong Kong juga ditutup selama lebih dari sebulan seiring maraknya penyebaran corona.
Penutupan taman hiburan di Shanghai bisa berdampak terhadap perolehan laba operasi perusahaan sekitar US$ 135 juta atau sekitar Rp 1,9 triliun jika ditutup selama dua bulan.
Sebelumnya, pembatasan penyebaran wabah corona juga terancam mengganggu penyelenggaraan event olah raga tahunan terbesar dunia, Olimpiade 2020.
Olimpiade 2020 di Jepang terancam batal di tengah meluasnya wabah virus corona. Sejatinya Olimpiade digelar di Tokyo, ibu kota Jepang, pada musim panas, Juli 2020.
Anggota Senior dari Komite Internasional Olimpiade (IOC) Dick Pound mengatakan bila terbukti bahwa terlalu berbahaya untuk menyelenggarakan Olimpiade di Tokyo, maka penyelenggara kemungkinan lebih memilih untuk membatalkan acara tersebut dibandingkan menunda atau memindahkan lokasinya.
(Baca: Olimpiade 2020 di Jepang Terancam Batal Imbas Meluasnya Wabah Corona)
Pound, juara renang asal Kanada yang telah berada dalam IOC sejak 1978, mengestimasi ada waktu sekitar tiga bulan untuk menentukan nasib Olimpiade di Jepang.
“Dalam waktu tersebut, yang akan dipertanyakan adalah ‘Apakah ini di bawah kontrol yang cukup sehingga kita bisa percaya diri untuk pergi ke Tokyo atau tidak?’,” kata dia dalam wawancara dengan The Associated Press.
Jepang merupakan satu dari puluhan negara yang tengah menghadapi penyebaran virus corona. Sejauh ini, sebanyak 4 orang di Negeri Sakura dilaporkan meninggal setelah dilaporkan positif terinfeksi virus corona. Sedangkan secara global, jumlah korban meninggal akibat virus corona telah mencapai 2.858 orang dengan jumlah total kasus 83.379.