Misi Bank Dunia, Lembaga Keuangan Global yang Rekrut Mari Pangestu
Presiden Bank Dunia David Malpass mengumumkan penunjukan Mari Elka Pangestu sebagai Direktur Pelaksana Kebijakan dan Kemitraan Pembangunan Bank Dunia. Jabatan baru Mari berlaku efektif pada 1 Maret 2020.
Mari dianggap berpengalaman sebagai Menteri. Ia juga mendapat pengakuan internasional sebagai ekonom, dan peneliti. “Kami dengan senang menyambut Mari ke Bank Dunia dalam peran pentingnya bagi institusi ini,” kata Malpass, Jumat (10/1).Top of Form
Terkait pengangkatannya, Mari mengatakan hal ini merupakan kehormatan besar. “Saya menantikan kesempatan untuk bekerja dengan tim yang kuat ini pada tantangan mendesak yang dihadapi anggota Bank Dunia,” ucapnya.
Bank Dunia merupakan Lembaga keuangan internasional yang menyediakan pinjaman lunak bagi negara berkembang. Dikutip dari laman resminya, misi Bank Dunia adalah adalah untuk mengurangi kemiskinan.
(Baca: Harapan BI kepada Mari Pangestu sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia)
Bank Dunia menetapkan dua target pada 2030. Yang pertama, mengurangi angka kemiskinan ekstrem hingga di bawah 3%. Kemiskinan ekstrem menurut standar Bank Dunia adalah individu dengan penghasilan kurang dari US$ 1,9 atau sekitar Rp 26.200 per hari.
Selain itu, Bank Dunia juga mendukung kesetaraan dengan mendorong peningkatan pendapatan bagi 40% masyarakat golongan terbawah di tiap-tiap negara anggota.
Berdiri tahun 1944, Bank Dunia kini memiliki 189 negara anggota. Bank Dunia berkantor pusat di Washington, dengan 120 kantor perwakilan di berbagai negara. Saat ini, Bank Dunia tercatat memiliki lebih dari 10 ribu pegawai.
Aktivitas Bank Dunia saat ini difokuskan dalam bidang seperti Pendidikan, Pertanian, dan industri. Bank Dunia memberi pinjaman dengan tarif preferensial kepada negara-negara anggota yang membutuhkan.
Sebagai balasannya, pihak Bank mensyaratkan negara terkait untuk mengambil langkah-langkah ekonomi yang dianggap perlu. Di antaranya adalah penguatan demokrasi, pemberantasan korupsi, memangkas subsidi, atau bahkan privatisasi BUMN.
Upaya Bank Dunia untuk mempromosikan perdagangan bebas, masuknya modal asing juga menuai kritik. Ekonom peraih nobel Joseph Stiglitz menyebut kebijakan Bank Dunia mendorong liberalisasi terlalu berkiblat ke Amerika Serikat.
(Baca: Setelah Sri Mulyani, Mari Pangestu Ditunjuk jadi Direktur Bank Dunia)