Picu Ketegangan Baru, AS Kenakan Tarif Baja ke Brasil dan Argentina
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melontarkan pernyataan mengejutkan dan berpotensi memantik konflik dagang baru. Pada Senin (2/12) waktu setempat, Trump menyatakan bakal mengenakan tarif impor atas produk baja dan alumunium Brasil dan Argentina sebagai balasan atas pelemahan mata uang kedua negara hingga merugikan petani AS.
Pernyataan tersebut, sontak saja menbuat dua negara Amerika Latin itu bergegas ke Washington guna mencari tahu kebenaran informasi.
Dalam tweetnya kemarin, Trump mengatakan tarif akan segera berlaku. "Ini diperlukan karena Brasil dan Argentina telah memimpin devaluasi besar-besaran mata uang mereka, yang mana ini tidak baik untuk petani kita," cuitnya dalama akun twitter.
(Baca: Terpukul Perang Dagang, Laba Industri Manufaktur Tiongkok Makin Anjlok)
Faktanya, yang terjadi justru sebaliknya kedua negara tengah berusaha memperkuat mata uang masing-masing negara terhadap dolar.
Analis mengatakan keputusan Trump kemungkinan berasal dari konsekuensi politik domestik dari perang dagang Tiongkok.
Para petani AS yang mewakili demografi kunci untuk Trump menjelang pemilihan pada November 2020, turut menyaksikan bagaimana sengketa perdagangan telah merusak daya saing produk pertanian AS dan digantikan dengan produk dari kedua negara.
"Bagi banyak orang Brasil, ini seperti balas dendam atas keuntungan besar yang didapat petani mereka dari perang dagang AS-Tiongkok, dan telah menggantikan kedelai AS ke Tiongkok," kata Kim Catechis, kepala strategi investasi di Martin Currie, dikutip dari Reuters, Selasa (3/12).
(Baca: Demi Tingkatkan Ekspor ke AS, RI Kebut Persyaratan Tarif Khusus GSP)
Perwakilan untuk Departemen Luar Negeri AS dan Kantor Perwakilan Perdagangan AS belum berkomentar mengenai kebijakan baru Trump.
Sementara itu, Presiden Brazil, Jair Bolsonaro yang merupakan pendukung Trump berencana memanggil pejabat rekanan dari AS guna mendengar kekhawatirannya.
"Saya tidak melihat ini sebagai retaliasi. Saya akan memanggil mereka (mitra dari AS) agar tidak mengenakan sanksi dan kami yakin mereka akan mendengarkan," kata Bolsonaro dalam siaran radio Itatiaia.
Sementara Menteri Produksi Argentina Dante Sica juga berpendapat senada. Dia mengatakan pengumuman Trump merupakan hal tak terduga dan dia sedang mengandakan pembicaraan dengan pejabat AS.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Argentina juga mengatakan akan memulai negosiasi dengan Departemen Luar Negeri AS.
“Kami berusaha untuk mendapatkan lebih banyak kebenaran (tentang pengumuman) dan apa dampaknya, baik secara komersial maupun administratif, " kata Sica.
(Baca: Pembahasan Lambat, Negosiasi Dagang AS-Tiongkok Fase II Diragukan)
Kementerian produksi Argentina mengatakan telah mengekspor sekitar US$ 520 juta baja dan aluminium ke Amerika Serikat pada tahun ini, dan US$ 700 juta pada 2018.
Kementerian menambahkan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Brasil untuk menentukan posisi dan rencana aksi bersama.
Trump pertama kali mengumumkan tarif logam terhadap Brasil dan Argentina pada Maret 2018, namun tak pernah berlaku sejak dia memberi Brasilia dan Buenos Aires pembebasan permanen.
Monica de Bolle, rekan senior di Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional, percaya tweet Trump adalah upaya untuk menekan Brasil dan Argentina agar membantunya dalam perseteruannya dengan Tiongkok
"Apa yang sebenarnya dia inginkan ... Saya sangat curiga, adalah upaya Trump membutuhkan kedua negara untuk mengurangi ekspor produk pertanian mereka ke Tiongkok, karena itu benar-benar memukul para petani (AS)," katanya.