Perusahaan Rokok Raksasa Inggris Bakal PHK 2.300 Karyawan
Perusahaan rokok raksasa asal Inggris, British American Tobacco (BAT) mengumumkan rencana Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 2.300 karyawannya. Pemangkasan tersebut guna menciptakan perusahaan yang lebih efisien, gesit, dan fokus.
Saat ini, perusahaan ingin fokus pada produk e-rokok dan kategori produk baru lainnya, mulai mengurangi porsi rokok tradisional. Untuk itu, lapisan manajemen akan dikurangi dan disederhanakan. Penyederhanaan manajemen ini akan rampung pada Januari 2020.
(Baca: Meski ada PHK, Bukalapak Tetap Rekrut Karyawan Baru)
Kepala eksekutif baru Jack Bowles, yang telah berperan selama lima bulan, mengatakan ingin memastikan kelangsungan bisnis yang sehat bagi perusahaan.
"Tujuan saya untuk mengawasi perubahan langkah dalam pertumbuhan 'kategori baru' dan secara signifikan menyederhanakan cara kerja dan proses bisnis kami. Ini adalah langkah penting pertama untuk membantu mencapai tujuan ini," kata Jack, seperti dikutip dari BBC, Jumat (13/9).
Perusahaan ini berkantor pusat di London dan memiliki 55.000 karyawan di seluruh dunia, dengan 55 pabrik di 48 negara. Adapun saham BAT naik 2,5% pada perdagangan Kamis pagi di London.
(Baca: Tarif Cukai Rokok Bakal Naik 23%, Harga Eceran Lebih Mahal 35%)
Di antara produk kategori baru BAT adalah Vype e-cigarette, yang diluncurkan pada 2013. Penekanan BAT pada "kategori baru" muncul di tengah tanda-tanda bahwa regulator AS sedang bersiap untuk mengambil sikap lebih keras terhadap e-rokok.
Pada hari Rabu, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa pemerintahannya akan melarang e-rokok beraroma.
Sekretaris Kesehatan AS Alex Azar mengatakan Food and Drug Administration (FDA) akan menyelesaikan rencana untuk menghilangkan semua rasa non-tembakau dari pasar.