Skandal Korupsi 1MDB yang Menyeret Najib Razak dan Korporasi Global

Hari Widowati
13 Agustus 2019, 09:58
kasus korupsi 1MDB Malaysia, skandal 1MDB, Najib Razak, Jho Low, Goldman Sachs, presiden grup Alibaba
123RF/Mohd Nazri Yaakub
Logo 1Malaysia di atas gedung Angkasapuri, Malaysia. Skandal korupsi dan politik 1MDB melibatkan banyak tokoh, mulai dari mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak hingga sejumlah mantan bankir Goldman Sachs.

Sarawak Report juga menunjukkan catatan rapat yang menunjukkan CEO 1MDB Arul Kanda memberikan laporan rekening bank palsu dari anak usahanya di kantor cabang BSI Bank Singapura. Arul membantah tudingan tersebut.

Wall Street Journal (WSJ) juga memberitakan bahwa 1MDB menggelembungkan nilai aset pembangkit listrik swasta yang dibelinya melalui Genting Group pada 2012. Genting didakwa menyumbangkan uang yang didapatkan dari 1MDB ke yayasan yang dikontrol Najib Razak. Dana itu digunakan untuk membiayai kampanye Najib dalam Pemilu 2013.

1MDB membantah tudingan penggelembungan nilai aset pembangkit listrik tersebut melalui pernyataan resmi. "Akuisisi aset energi hanya dilakukan ketika perusahaan yakin terhadap nilai aset tersebut dalam jangka panjang," demikian pernyataan tertulis 1MDB.

WSJ juga menyebutkan bahwa dana US$ 700 juta dari 1MDB ditransfer dan didepositokan di rekening atas nama Najib yang ada di AmBank dan Affin Bank. Satuan tugas (Satgas) yang dibentuk pemerintah Malaysia membekukan enam rekening bank yang diduga terkait Najib dan 1MDB.

Komisi Antirasuah Malaysia pada Agustus 2015 menyebut 1MDB bersih dari segala tudingan tersebut. Komisi juga menerbitkan pernyataan yang menyebutkan investigasi mengenai aliran dana RM 2,7 miliar ke rekening Najib berasal dari para donor, bukan dari 1MDB.

Kepolisian Singapura juga membekukan dua rekening bank Singapura yang diduga terkait dengan salah kelola keuangan di 1MDB. Rekening itu digunakan untuk mengalihkan dana dari rekening pribadi Najib di Malaysia melalui Falcon Bank di Singapura. Lagi-lagi 1MDB membantah tudingan itu dan mengatakan mereka tidak pernah dihubungi oleh otoritas asing yang melakukan investigasi terhadap rekening-rekening tersebut.

Laporan lainnya dari WSJ menyebut 1MDB mentransfer uang senilai US$ 850 juta melalui tiga transaksi pada 2014 ke perusahaan yang tercatat di British Virgin Islands. Perusahaan tersebut dikontrol oleh International Petroleum Investment Co (IPIC), perusahaan investasi asal UEA.

WSJ juga memberitakan tentang 1MDB yang gagal bayar utang senilai US$ 1,4 miliar kepada IPIC. Utang itu merupakan bagian dari obligasi senilai US$ 3,5 miliar yang diterbitkan 1MDB untuk membeli aset pembangkit listrik pada 2012.

Laporan lainnya dari WSJ menunjukkan 1MDB memiliki hubungan dengan DuSable Capital Management LLC, perusahaan pengumpul sumbangan politik asal AS. Kedua perusahaan itu bekerja sama membentuk Yurus Private Equity Fund untuk mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga matahari di Malaysia. Enam bulan setelah pembentukan perusahaan patungan ditandatangani, 1MDB membeli 49% saham DuSable di Yurus senilai US$ 69 juta sebelum pembangunan PLTS dimulai.

(Baca: Kena Skandal Dana Malaysia, Aset Produser Film Hollywood Disita)

Uang Mengalir ke Jet Pribadi hingga Hotel di New York

Seperti dikutip Bloomberg, Perdana Menteri Mahathir Mohamad bertekad mendapatkan kembali uang yang dikorupsi dalam Skandal 1MDB senilai US$ 7 miliar. Menteri Keuangan Malaysia menyebut pemerintahnya akan mencabut gugatan terhadap Goldman jika perusahaan tersebut mengembalikan dana sebesar US$ 7,5 miliar sebagai kompensasinya.

Perhitungan dana tersebut termasuk komisi yang diterima Goldman senilai US$ 593 juta dari hasil penerbitan tiga obligasi senilai US$ 6,5 miliar pada 2012 dan 2013. Departemen Kehakiman AS juga menyita aset ilegal senilai US$ 1,7 miliar yang terkait skandal tersebut. Aset-aset tersebut mencakup sebuah jet pribadi, lukisan karya Picasso dan Monet, rumah mewah di Los Angeles senilai US$ 39 juta, dan saham di Park Lane Hotel, New York.

Riza Aziz
Riza Aziz, anak tiri mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. (ANTARA FOTO/REUTERS/Lai Seng Sin)

Departemen Kehakiman AS juga menyita aset milik produser film "The Wolf of Wall Street" senilai US$ 60 juta. Pasalnya, film yang diproduksi pada 2013 itu diduga dibiayai dengan uang haram dari 1MDB. Salah satu pendiri perusahaan tersebut adalah Riza Aziz, anak tiri Najib yang juga karib Jho Low.

Pemerintah Malaysia telah melelang super yacht milik Jho Low senilai US$ 126 juta yang disita di Bali. Otoritas hukum Malaysia juga membidik aset-aset propertinya. Otoritas hukum Singapura juga mengembalikan uang senilai US$ 26 juta yang digelapkan bankir Goldman, Roger Ng. Dalam perkembangannya, setidaknya ada sepuluh negara yang dilibatkan dalam pengusutan kasus ini, termasuk AS, Swiss, dan Singapura.

(Baca: Efek Tax Amnesty, Singapura Terpukul Citra Penyimpan Dana Gelap)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...