"Main Belakang" dengan Rusia, Penasihat Keamanan Trump Mundur
Penasihat keamanan nasional Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Michael Flynn, mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri tersebut dilakukan setelah Flynn diketahui menjalin komunikasi dengan Rusia.
Sebelum Trump resmi menjabat sebagai Presiden, Flynn diduga pernah membicarakan sanksi Amerika Serikat (AS) dengan Duta Besar Rusia. Tindakan tersebut dianggap telah menimbulkan kesalahpahaman di kalangan pejabat pemerintah Amerika.
Ketua Minoritas Kongres dari Partai Demokrat, Nancy Pelosi, meminta Trump memecat Flynn. "Tidak bisa dipercaya untuk menjamin kepentingan dan keamanan nasional terbaik Amerika, bukannya Rusia," tulis Pelosi melalui akun Twitter-nya, seperti dilansir BBC, Selasa (14/2).
(Baca: Belasan Langkah Drastis Trump dalam Dua Hari di Gedung Putih)
Sejumlah pejabat senior Partai Demokrat mendesak agar Flynn dipecat. Sementara itu, Senator dari Partai Republik Susan Collins menilai tindakan Flynn bernegosiasi dengan pemerintah asing sebelum menjabat, bisa menimbulkan masalah.
Sebelumnya, pada akhir Januari lalu, Departemen Kehakiman memang telah mengingatkan Gedung Putih tentang adanya komunikasi antara Flynn dengan Rusia. Departemen Kehakiman pun menganggap Flynn rentan terlibat tindak pemerasan oleh Rusia.
(Ekonografik: Anomali Kebijakan Imigrasi Trump)
Di negara itu, warga sipil dinyatakan melanggar hukum jika terbukti menjalankan diplomasi atas nama Amerika Serikat. Komunikasi antara Flynn dan Rusia tercatat akhir tahun lalu, sebelum Flynn diangkat masuk jajaran pemerintahan Trump.
Dalam surat pengunduran dirinya, Flyn menyatakan informasi yang tidak sengaja beredar mengenai komunikasinya dengan Duta Besar Rusia. Namun, itu bukanlah merupakan informasi yang lengkap.
Flynn, pensiunan letnan jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat, sebelumnya membantah adanya komunikasi dengan Duta Besar Rusia, Sergei Kislyak. Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pun membantah tindakan Flynn dilakukan atas nama Pence.
Namun, Flynn belakangan mengaku kepada Gedung Putih, bahwa ia mungkin memang pernah membicarakan masalah sanksi dengan Rusia.
Sejak Flynn diumumkan menjadi penasihat nasional Trump, muncul kekhawatiran mengenai komunikasi antara Flynn dengan Rusia sebelum dan sesudah pemilu pada November lalu. Kecemasan ini pun memuncak pada Senin lalu, saat sejumlah pejabat di era Presiden Barack Obama membeberkan detail mengenai percakapan Flynn dan Rusia pada Januari lalu.
Flynn sebelumnya pernah diberhentikan oleh Presiden Obama dari posisinya sebagai Kepala Badan Pertahanan Intelijen (Defense Intelligence Agency). Flynn dikenal sebagai pendukung setia Trump selama masa kampanye.
Ia kemudian menjalin kedekatan tak hanya dengan Trump, tetapi juga Kepala Strategi pemerintahan Trump, Steve Bannon. Flynn mengajukan kebijakan yang tegas bagi Iran, tapi melunak terhadap Rusia. Kedekatannya dengan Moskow kemudian dipertanyakan.
(Baca: Bank-Bank Besar di Wall Street Kecam Kebijakan Imigrasi Trump)
Ia diketahui berbicara dengan Duta Besar Kislyak beberapa kali melalui telepon pada Desember lalu. Namun, ia membantah membicarakan sanksi Amerika Serikat dengan Kislyak. Wakil Presiden Mike Pence juga
menampik tuduhan yang menyebut tindakan tersebut dilakukan atas namanya.
Kini, Flynn tidak lagi menjabat penasihat keamanan nasional Trump. Namun, hal itu belum cukup. Kongres Demokrat, serta kemungkinan sejumlah politikus Partai Republik, ingin mencari tahu orang yang mengetahui tindakan Flynn, dan menggali alasan tidak adanya tindakan terhadap Flynn sebelumnya.
Gedung Putih menunjuk Letnan Jenderal Joseph Keith Kellogg untuk sementara menggantikan posisi Flynn. Kellog menorehkan lebih dari 30 tahun pengabdian di dunia militer. Ia pernah ditugaskan di Vietnam, Kamboja, Panama, serta Teluk.
Selama perang Irak, Kellogg berperan mengatur otoritas koalisi menjalankan pemerintahan negara itu pada 2003 dan 2004. Setelah pensiun, ia bekerja untuk sebuah kontraktor pertahanan, seperti dilansir Bloomberg.
Nama Kellog sebenarnya bukanlah nama baru untuk pemerintahan Trump. Kellog menjadi penasihat Trump selama kampanye untuk isu-isu keamanan nasional. Ia kemudian ditunjuk menjadi Kepala Staf Dewan Keamanan Nasional.