Ilmuwan Khawatir Vaksin Tak Efektif Lawan Varian Covid-19 dari Afsel
Sejumlah ilmuwan khawatir vaksin virus corona yang diluncurkan di Inggris tidak cukup efektif menangkal varian baru Covid-19 yang muncul di Afrika Selatan. Padahal mutasi virus itu telah menyebar ke berbagai negara.
Inggris dan Afrika Selatan telah mendeteksi varian baru virus corona yang dalam beberapa minggu terakhir telah mendorong lonjakan kasus. Profesor Mikrobiologi Seluler di University of Reading Simon Clarke mengatakn kedua varian virus itu memiliki beberapa fitur baru yang sama.
Namun, varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan memiliki sejumlah mutasi tambahan yang mengkhawatirkan. Hal itu lantaran varian baru dari Afrika Selatan memiliki perubahan yang lebih ekstensif pada bagian penting dari virus yang dikenal sebagai lonjakan protein atau protein spike.
Virus menggunakan lonjakan protein tersebut untuk menginfeksi sel manusia dan kemungkinan membuat kekebalan tubuh yang dipicu oleh vaksin kurang efektif terhadap virus. Lawrence Young, seorang ahli virologi dan profesor onkologi molekuler di Universitas Warwick, juga mencatat bahwa varian Afrika Selatan memiliki mutasi lonjakan ganda.
“Akumulasi banyaknya lonjakan mutasi pada varian Afrika Selatan lebih memprihatinkan dan mungkin dapat menyebabkannya lolos (dari vaksin),” kata Young dilansir dari Reuters pada Selasa (5/1).
Hal itu pun menyebabkan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock khawatir pada varian baru virus corona dari Afrika Selatan. Penasihat Satuan Tugas Vaksin Inggris Oxford's Bell pada Minggu (3/1) juga menyatakan bahwa ada tanda tanya besar mengenai efektivitas vaksin terhadap varian Afrika Selatan. Meksi vaksin kemungkinan efektif pada varian mutasi virus di Inggris.
Di sisi lain, CEO BioNTech Ugur Sahin dan Profesor Regius Kedokteran di Universitas Oxford John Bell menyatakan bahwa mereka sedang menguji vaksin terhadap varian baru. Mereka bakal membuat perubahan pada vaksin jika diperlukan dalam waktu enam minggu.
Sebelumnya, Sahin dari BioNTech mengatakan dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Spiegel Jerman pada Jumat (1/1) bahwa vaksin mereka, yang menggunakan messenger RNA untuk menginstruksikan sistem kekebalan manusia untuk melawan virus, dapat melindungi dari varian Inggris.
“Kami sedang menguji apakah vaksin kami juga bisa menetralkan varian ini, kami akan segera tahu lebih banyak,” ujarnya.
Sejauh ini, ada 60 kandidat vaksin yang dalam tahap uji coba. Beberapa di antaranya AstraZeneca dan Oxford, Pfizer dan BioNTech, Moderna, Sputnik V Rusia, dan Sinopharm Tiongkok.
Sejumlah negara kaya telah memulai vaksinasi Covid-19, termasuk Inggris, dengan menggunakan kandidat vaksin tersebut. Sedangkan Indonesia rencananya akan melaksanakan vaksinasi Covid-19 pada pekan kedua Januari 2020.
Program vaksinasi tersebut diharapkan dapat memberikan perlindungan terhadap virus corona. Meski begitu, Satgas Penanganan Covid-19 mengingatkan bahwa protokol kesehatan tetap harus dijalankan untuk memberikan perlindungan ganda bagi masyarakat. Adapun protokol kesehatan yang dimaksud terdiri dari memakai masker, menjaga jarak, serta mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan