Mengenal Varian Baru Covid-19 Afsel yang Jadi Perhatian Ilmuwan

Image title
5 Januari 2021, 20:05
virus corona, covid-19, pandemi corona, pandemi, gerakan 3M, afrika selatan, inggris, internasional
ANTARA FOTO/REUTERS/Phil Noble/hp/cf
Foto Phil Noble. Warga berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di Oldham, Britain, Senin (3/8/2020). Sejumlah ilmuwan khawatir terhadap mutasi virus corona di Afrika Selatan.

Sejumlah ilmuwan menemukan mutasi virus corona di sejumlah negara. Varian baru virus itu pun menjadi perhatian karena mampu menular lebih cepat.

Salah satunya varian virus di Afrika Selatan yang disebut 501.V2. Virus tersebut terus bemutasi menjadi varian baru yang salah satunya disebut E484K.

Varian baru di Afrika Selatan sama-sama lebih menular seperti mutasi virus di Inggris. Namun, ada perbedaan antara kedua varian tersebut. 

Ilmuwan menyebut mutasi virus di Inggris tidak mungkin merusak keefektifan vaksin. Sedangkan varian baru di Afrika Selatan diproyeksi mampu lolos dari perlindungan vaksin virus corona. 

Dr Simon Clarke, seorang ahli mikrobiologi sel di University of Reading, mengatakan varian Afrika Selatan memiliki sejumlah mutasi tambahan termasuk perubahan pada beberapa protein lonjakan atau protein spike yang mengkhawatirkan. Protein lonjakan tersebut digunakan virus corona untuk masuk ke dalam sel manusia.

Protein itu juga yang merupakan bagian dari vaksin. Sehingga para ahli khawatir karena mutasi virus yang terus berlangsung. "Mereka menyebabkan perubahan yang lebih luas pada protein lonjakan dari pada varian sebelumnya dan mungkin membuat virus kurang rentan terhadap respons kekebalan yang dipicu oleh vaksin," kata Clarke dilansir dari BBC.com pada Senin (5/1).

Prof. Francois Balloux dari University College London mengatakan mutasi E484K telah terbukti mengurangi pengenalan antibodi. Dengan demikian, itu membantu virus SARS-CoV-2 melewati perlindungan kekebalan yang diberikan oleh infeksi atau vaksinasi sebelumnya.

Meski begitu, analisa tersebut masih terlalu dini karena harus dilaksanakan lebih banyak tes. Meskipun sangat tidak mungkin mutasi akan membuat vaksin tidak berguna.

Apalagi vaksin dapat dirancang ulang dan disesuaikan agar lebih cocok dengan mutasi virus. Perubahan tersebut dapat dilaksanakan dalam hitungan minggu atau bulan.

Di sisi lain, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa salah satu virus yang bermutasi menjadi penyakit yang lebih serius. Namun, masyarakat tetap harus mencuci tangan, menjaga jarak dari orang lain, dan mengenakan masker untuk menghentikan penyebaran virus corona.

Pasalnya, varian baru virus corona dari Afrika Selatan telah menyebar ke berbagai negara, seperti Austria, Norwegia dan Jepang. Selain itu, Inggris telah mendeteksi dua orang dengan varian Afrika Selatan.

Salah satunya ditemukan di London dan lainnya di barat laut Inggris. Kedua kasus tersebut berasal dari kontak orang-orang yang bepergian ke Afrika Selatan.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...