Ancaman Bersenjata, Washington Siaga Darurat hingga Pelantikan Biden
Pemerintah Amerika Serikat menetapkan status siaga darurat untuk Washington mulai 11 Januari hingga pelantikan bakal presiden, Joe Biden, pada 24 Januari nanti.
Reuters melaporkan Presiden Donald Trump menetapkan status darurat ini setelah Federal Bureau of Investigation (FBI) memberikan peringatan potensi terjadinya pemberontakan bersenjata saat pelantikan Biden.
FBI mengingatkan protes bersenjata tersebut berpotensi muncul di semua 50 ibu kota negara bagian AS. Ancaman dengan skala kekerasan lebih besar ini setelah para pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol pada Rabu pekan lalu. Sebanyak 15.000 tentara telah dikirim ke Washington untuk melindungi ibu kota AS.
Pada Senin (11/1) kemarin, Wali Kota Washington D.C. Muriel Bowser mengirimkan surat berisi permintaan agar Trump menyatakan situasi ‘siaga keadaan darurat’ bagi wilayah District of Columbia menjelang pelantikan Biden pada 24 Januari mendatang.
Wali Kota perempuan itu menyampaikan pelantikan tahun ini mememiliki tantangan khusus yakni pandemi corona dan juga potensi kekerasan terkait penyerbua Gedung Capitol AS.
Bowser juga meminta Departemen Keamanan Dalam Negeri agar menyebarkan pasukan keamanan untuk melindungi semua kantor dan gedung-gedung milik pemerintah federal. Upaya tersebut dapat melibatkan Departemen Pertahanan dan Kehakiman bersama dengan Kongres AS dan Mahkamah Agung. Sedangkan Kantor Kepolisian Metropolitan dapat berfokus pada misi keamanan di daerah sekitar pada delapan wilayah Distrik ibu kota.
Bowser juga melarang masyarakat datang ke ibu kota Amerika Serikat itu untuk menghadiri pelantikan Presiden terpilih Joe Biden dan mendesak agar warga berpartisipasi secara virtual.
Biden sendiri mengatakan akan mengikuti tradisi upacara pelantikan di halaman gedung Capitol. "Saya tidak takut mengambil sumpah di luar ruangan," kata Biden kepada wartawan di Newark, Delaware.
Namun, dia mengatakan sangat penting bahwa orang-orang "yang terlibat dalam hasutan dan mengancam nyawa orang, merusak properti publik, menyebabkan kerusakan besar" perlu dimintai pertanggungjawaban.
Trump mengatakan pekan lalu bahwa dia tidak akan menghadiri upacara itu, sebuah keputusan yang didukung Biden.