Vaksin Sinovac Efektif Melawan Varian Covid-19 dari Inggris & Afsel
Pusat Biomedis Butantan menyatakan bahwa vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Sinovac efektif melawan varian Covid-19 dari Inggris dan Afrika Selatan. Hal itu berdasarkan uji coba yang dilakukan di Tiongkok.
Namun, Butantatn belum bisa memberikan rincian lebih lanjut tentang seberapa efektif vaksin tersebut melawan strain baru. Di sisi lain, lembaga itu sedang menguji vaksin, yang dikenal sebagai CoronaVac, terhadap virus varian Brasil.
"Segera kami akan mendapatkan hasil dan kami sangat yakin itu akan berhasil," kata Kepala Pusat Biomedis Butantan di Sao Paulo, Dimas Covas, seperti dilansir dari Reuters pada Kamis (18/2).
Lebih lanjut, Covas mengharapkan CoronaVac memiliki keunggulan dibandingkan vaksin lain. Terutama karena metode pembuatan vaksinnya yang menggunakan virus corona yang tidak aktif.
Kemanjuran vaksin Sinovac khususnya terhadap strain Brasil sangat penting bagi negara tersebut. Pasalnya, Pemerintah Brasil telah mengamankan 100 juta dosis dan menjadikan vaksin itu sebagai pusat dalam kampanye vaksinasi di sana.
Varian Covid-19 dari Afsel Mengurangi Kemanjuran Vaksin Pfizer
Sejumlah ilmuwan dari University of Texas Medical Branch (UTMB) meneliti kemanjuran vaksin buatan Pfizer Inc/ BioNTech terhadap varian virus corona dari Afrika Selatan. Uji vaksin dilakukan dengan mengembangkan virus yang direkayasa mirip dengan varian Covid-19 dari Afrika Selatan.
Kemudian, virus tersebut digabungkan dengan darah yang diambil dari orang yang telah diberi vaksin Pfizer/BioNTech. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat antibodi berkurang dua per tiga dibandingkan dengan pengaruhnya pada varian virus yang paling umum di Amerika Serikat (AS).
Namun, belum ada patokan yang pasti untuk menentukan tingkat antibodi yang diperlukan untuk melindungi dari virus. Sehingga belum jelas apakah pengurangan tingkat antibodi itu akan membuat vaksin tidak efektif terhadap varian yang menyebar di seluruh dunia.
Meski begitu, peemuan tersebut telah dipublikasikan di New England Journal of Medicine (NEJM). Profesor UTMB Pei-Yong Shi menyatakan bahwa vaksin Pfizer kemungkinan akan melindungi varian tersebut.
“Kami tidak tahu berapa angka penetralisir minimum. Kami tidak memiliki batasan itu, ”kata Shi dilansir dari Reuters pada Kamis (18/2).
Itu karena dalam uji klinis, vaksin Pfizer / BioNTech dan vaksin dari Moderna Inc memberikan perlindungan setelah pemberian dosis pertama dengan respons antibodi lebih rendah, daripada penurunan tingkatan antibodi yang disebabkan oleh varian Afrika Selatan dalam penelitian laboratorium.
Bahkan jika varian tersebut secara signifikan mengurangi keefektifan, vaksin tetap harus membantu melindungi dari penyakit parah dan kematian. Pakar kesehatan mengatakan itu adalah faktor terpenting dalam menjaga sistem layanan kesehatan agar tidak kewalahan.
Oleh karena itu, Shi mengatakan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami apakah vaksin bekerja melawan varian Afrika Selatan. Termasuk uji klinis dan pengembangan perlindungan yang digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan tingkat antibodi.
Pfizer dan BioNTech mengatakan mereka melakukan pekerjaan laboratorium serupa untuk memahami apakah vaksin mereka efektif terhadap varian lain yang pertama kali ditemukan di Brasil. Moderna menerbitkan korespondensi di NEJM pada Rabu (17/2) dengan data serupa yang sebelumnya diungkapkan di tempat lain. Itu menunjukkan penurunan tingkat antibodi enam kali lipat dibandingkan varian Afrika Selatan.
Moderna juga mengatakan efektivitas vaksinnya terhadap varian Afrika Selatan belum ditentukan. Perusahaan sebelumnya mengatakan yakin vaksin itu akan bekerja melawan varian tersebut.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan