Singapura Izinkan Vaksinasi Covid-19 Anak Usia 12-15 Tahun
Singapura menyetujui penggunaan vaksin virus corona Pfizer-BioNTech untuk anak-anak antara usia 12 hingga 15 tahun. Negeri jiran ini juga mulai memvaksinasi untuk mereka yang berusia 40 hingga 44 tahun pada Rabu (18/5).
Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura mengizinkan penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun di bawah Rute Akses Khusus Pandemi untuk terapi darurat. Sebelumnya, hanya mereka yang berusia 16 tahun ke atas yang diizinkan menerima vaksin.
Program vaksinasi Singapura yang menggunakan vaksin Pfizer BionTech dan Moderna. Adapun vaksin yang dikembangkan oleh Moderna hanya diberikan kepada individu berusia 18 tahun ke atas.
"Data menunjukkan bahwa vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 menunjukkan kemanjuran tinggi yang konsisten dengan yang diamati pada populasi orang dewasa" kata Kementerian Kesehatan Singapura pada Selasa (18/5) seperti dikutip dari CNBC.
Kementerian Kesehatan Singapura memastikan profil keamanan vaksin Pfizer konsisten dengan profil keamanan yang diketahui pada populasi orang dewasa dan standar yang ditetapkan untuk vaksin terdaftar lainnya dalam imunisasi terhadap penyakit lain.
Singapura juga mengumumkan bahwa orang yang berusia 40 hingga 44 tahun akan segera diundang untuk mendaftar vaksinasi mulai Rabu (19/5).
Pemerintah Singapura mengatakan, imunisasi akan digulirkan pada kelompok penduduk dengan usia tersebut secara progresif sebelum berpindah pada kelompok yang lebih muda.
"Pasokan vaksin kami terus berdatangan, tetapi tetap terbatas mengingat permintaan global yang tinggi," katanya.
Meski begitu, Kementerian Kesehatan mengatakan program vaksinasi masih dalam jalur yang tepat untuk rampung akhir tahun ini, jika persediaan vaksin tiba sesuai jadwal.
Hingga 17 Mei, Singapura telah memberikan lebih dari 3,4 juta dosis vaksin. Setidaknya 1,4 juta orang telah menerima dosis kedua mereka.
Untuk memungkinkan lebih banyak orang menerima dosis pertama mereka, pihak berwenang juga mengumumkan bahwa mereka akan memperpanjang durasi antara suntikan pertama dan kedua. Alih-alih memberikan dosis dengan jarak tiga atau empat minggu, suntikan akan diberikan dengan jarak enam hingga delapan minggu.
Kementerian menegaskan, keputusan itu dibuat setelah mempelajari bukti ilmiah global dari uji klinis dan peluncuran vaksin di dunia nyata.
Panitia vaksinasi di negara tersebut berpandangan bahwa interval maksimum antara vaksin mRNA Covid-19 dapat diperpanjang hingga delapan minggu untuk memaksimalkan cakupan vaksin, tanpa secara material memengaruhi respons imun keseluruhan, selama dosis kedua akhirnya diberikan.
Pendekatan serupa juga telah ditempuh Inggris yang memperpanjang interval pemberian vaksin dosis pertama dan kedua hingga 12 minggu.