Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 dan Pertaruhan Besar PM Suga

Sorta Tobing
23 Juli 2021, 15:45
olimpiade, olimpiade tokyo 2020, pembukaan olimpiade, jadwal pembukaan olimpiade, jepang, Yoshihide Suga
ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato/Pool/WSJ/sa.
Lambang Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.

Sore nanti, tepatnya pukul 18.00 WIB, Olimpiade Tokyo 2020 akan resmi dibuka. Ajang olahraga yang sempat tertunda karena pandemi corona ini akan berlangsung selama dua minggu, dari 23 Juli hingga 8 Agustus 2021.

Sebanyak 70 ribu peserta dari 205 negara akan terlibat dalam acara empat tahunan tersebut. Mulai dari atlet, pelatif, staf, hingga awak media sudah data ke Tokyo, Jepang.

Namun, pada acara pembukaan nanti hanya 950 orang yang boleh hadir. Peherlatan ini tidak akan semewah olimpiade sebelumnya. Seisi Tokyo saat ini pun sedang lumpuh karena kenaikan kasus Covid-19.

Melansir dari data Universitas John Hopkins, angka kasus virus corona di Negeri Sakura sejak Juni bertahan sekitar seribuan kasus per hari. Ketika rombongan peserta Olimpiade mulai datang, jumlah penambahan orang yang potifi Covid-19 meningkat. 

Per kemarin, Kamis (22/7), angkanya di 5.366 kasus, naik dari 4.915 kasus sehari sebelumnya. Total kasus positif di negara itu mencapai 858.521 ribu dengan jumlah kematian 15.052 jiwa.

Sebenarnya pemerintah Jepang telah mengantisipasi kenaikan itu dengan tak mengizinkan orang asing masuk ke negaranya guna menyaksikan pertandingan. Tidak boleh ada penonton di area pertandingan atau perlombaan. Bahkan warga Jepang tak diizinkan masuk ke kawasan lomba. 

Menjelang Olimpiade Tokyo 2020
Menjelang Olimpiade Tokyo 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Molly Darlington/AWW/djo)

Pertaruhan Besar Suga

Olimpiade Tokyo 2020 gagal mendapatkan dukungan penuh rakyat Jepang. Sebagian besar warga menolak karena acara tersebut dapat meningkatkan risiko lonjakan kasus virus corona. 

Namun, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga justru berpendapat Olimpiade adalah simbol kemenangan dunia dalam perang melawan Covid-19. “Kami ingin mengirimkan pesan itu dari Jepang kepada dunia,” katanya beberapa waktu lalu.

Pesan itu sebenarnya terasa pula pada perhelatan Euro 2020 dan Wimbledon 2021. Namun, sepertinya Olimpiade Tokyo 2020 bakal menunjukkan apa yang sebenarnya telah direnggut oleh Covid-19.

Sebagian kalangan menyebut Suga lebih politis ketimbang meninggikan kebangkitan, rekonstruksi, dan keolahragaan. "Suga membuat pertaruhan besar. Masyarakat Jepang mungkin marah kepadanya karena menganggap dia lebih memprioritaskan Olimpiade ketimbang kesehatan masyarakat," kata profesor studi internasional Craig Mark dari Kyoritsu Women’s University di Tokyo seperti dikutip South China Morning Post.

Sejumlah analis di Jepang, seperti pakar politik Kinjo University di Prefektur Ishikawa, Masatoshi Honda, lebih sinis lagi. “Masyarakat punya pertanyaan besar, apa yang sedang diupayakan Suga? Satu-satunya jawaban adalah sukses Olimpiade,” kata Honda.

Suga tak punya banyak pilihan. Membatalkan Olimpiade hanya akan membuat Jepang makin besar menanggung rugi ekonomi dan politik.

Universitas Oxford menyebut Olimpiade ini merupakan yang termahal sepanjang masa. Taksiran Desember tahun lalu menyebut angkanya di US$ 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp217,7 triliun. 

Tetapi setelah diaudit resmi, nilainya membengkak menjadi US$ 26 miliar (sekitar Rp377,4 triliun). Padahal saat hak tuan rumah Olimpiade kepada Tokyo diumumkan pada 2013, proyeksi dana Olimpiade adalah US$ 7,5 miliar dolar AS (sekitar Rp108,8 triliun).

Suga berusaha mempertemukan kekhawatiran rakyat dan tuntutan politik, bisnis, dan olahraga untuk terus menggelar Olimpiade Tokyo. Ia berjanji melakukan protokol kesehatan super ketat.

Tetap saja, sampai sehari sebelum Olimpiade dibuka, sambutan rakyat Jepang dingin-dingin saja. Termasuk di daerah-daerah di mana venue Olimpiade berada, seperti Koto di metropolitan Tokyo.

“Tak ada yang mempedulikan Olimpiade ini, bahkan orang yang berada dekat venue Olimpiade saja tak tertarik,” kata Noboru Kashiwagi, penduduk Koto berusia 79 tahun, seperti dikutip AFP. “Saya prihatin kepada atlet. Ini bukan salah mereka.”

OLYMPICS-2020
Olimpiade Tokyo 2020. (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/RWA/sa.)

Bagaimana Persiapan Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020?

Mengambil moto united by emotion, Olimpiade Tokyo mengangkat pesan soal inklusivitas dan persatuan tertuang dalam semangan olahraga. Reuters menuliskan, pada pembukaan nanti tidak ada kemegahan, seperti koreografi raksasa, panggung spektakuler, dan ribuan penari dihiasi lampu warna-warni.

Pada acara nanti sore, justru akan terlaksana dalam skala kecil dan lebih Serius. “Ini akan menjadi upacara yang jauh lebih serius dengan estetika Jepang,” kata penasihat senior produser eksekutif acara tersebut, Marco Balich. 

Upacara pembukaan juga diperkirakan akan dibuka secara resmi oleh Kaisar Naruhito. Parade atlet dan pengibaran bendera masih akan dilaksanakan.

Penyelenggara Olimpiade telah mempersiapkan langkah preventif untuk mencegah persebaran Covid-19. Panitia penyelenggara lebih mengupayakan untuk mencegah penularan yang masif baik antar delegasi, publik Jepang, dan seluruh dunia.

“Kami harus mengamati dengan cermat bagaimana situasi berkembang sebelum dan selama Olimpiade,” kata Hidemasa Nakamura, pejabat Olimpiade Tokyo yang bertanggung jawab mengkoordinasikan dan melaksanakan langkah-langkah keamanan Covid-19 selama Olimpiade.

Jadwal Pembukaan Olimpiade Tokyo 2020?

Pembukaan Olimpiade Tokyo sendiri dijadwalkan akan digelar hari ini, Jumat 23 Juli 2021 pada pukul 18.00 WIB. Prosesi pembukaan Olimpiade Tokyo 2020 akan digelar di Olympic Stadium. 

Upacara pembukaan ini dapat Anda saksikan secara langsung di TVRI. Akses lainnya adalah melalui streaming di Vidio.com.

Penyumbang bahan: Dhia Al Fajr (magang)

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...