Alasan Erick Thohir dan Anindya Bakrie Incar Saham Oxford United
Menteri BUMN Erick Thohir dan pengusaha Anindya Bakrie akan beli 51% saham Oxford United, klub sepak bola Inggris. Kabarnya, proses pembelian ini tinggal menunggu persetujuan English Football League (EFL).
Sejak November 2018, Erick dan Anin diketahui telah menjadi petinggi di Oxford United. Kini, keduanya berusaha memiliki saham mayoritas dari klub sepak bola asal Inggris tersebut.
Mereka akan mengambil porsi saham yang saat ini dipegang oleh pengusaha asal Thailand, yaitu Sumrith “Tiger” Thanakarnjanasuth. Nantinya, Erick dan Anin akan memegang porsi saham masing-masing sebesar 25,5%.
Saat ini, rencana akuisisi saham mayoritas tersebut masih dalam proses. Keputusan EFL, selaku operator kompetisi sepakbola di Inggris, akan terbit sebelum bursa transfer tutup pada 31 Agustus 2021.
Sebelumnya, kedua pengusaha tersebut menargetkan kesepakatan pembelian saham akan selesai beberapa pekan setelah pengajuan proposal pada Maret 2021. Ternyata, prosesnya lebih lambat dari yang ditargetkan.
“Ini adalah sesuatu yang sangat kami senangi. Pada waktu yang tepat, saya yakin klub akan membuat pengumuman,” ujar Anin, dikutip dari Oxford Mail, Jumat (30/7).
Mengapa Erick dan Anin Incar Oxford United?
Dalam wawancara bersama Oxford Mail pekan lalu, putra pertama politikus Abu Rizal Bakrie ini menyebut, dirinya dan Erick siap mendukung pengembangan klub dan merasa terhormat menjadi bagian Oxford United.
“Niat untuk berpartisipasi lebih besar ialah untuk meningkatkan kinerja klub ke depan. Di Oxford, hari-hari baik belum datang dan kami berharap kami bisa menjadi bagian darinya,” ujar Anin.
Anin menargetkan, Oxford United masuk ke jajaran 30 klub besar di Inggris. “Saya pikir, ini harus menjadi target. Saya melihat transfer masuk dan keluar dan kami dapat bekerja dengan tim untuk meningkatkan ke level berikutnya,” katanya.
Target tersebut akan dikejar dengan membawa konsep manajemen yang sederhana namun jelas. Selain itu juga menggunakan sumber daya manusia yang mendukung.
“Kita tunggu saja tanggal mainnya, karena semua ini kan ada proses. Tapi, memang dari awal kita percaya akan potensi Oxford United untuk naik kelas ke Divisi Championship,” ucapnya.
Perkataan Anin ini senada dengan pernyataan pelatih Oxford United, Karl Robinson. Sang pelatih juga menargetkan, klub dengan sebutan The Us ini, masuk dalam 30 klub terbaik di Inggris dalam lima tahun ke depan.
Sementara, melansir dari laporan Republika.co.id bulan lalu, Anin mengatakan alasannya membeli klub ini. Ia ingin berlatih sebelum membeli klub di kompetisi yang lebih tinggi.
Selain itu, Anin berharap, langkah ini akan jadi pengalaman baik baginya untuk memajukan industri sepak bola Indonesia. “Apalagi Erick juga berpengalaman di Inter Milan dan DC United,” katanya pada 18 Juni lalu.
Rekam Jejak Oxford United dalam Sepak Bola Inggris
Oxford merupakan klub yang berdiri sejak 1893 dengan nama Headington United. Klub asal Inggris ini kemudian berubah nama menjadi Oxford United pada 1960.
The Us memang memiliki homebase di kota Oxford. Kota yang berjarak 103 km dari London ini terkenal dengan Universitas Oxford yang merupakan salah satu univesitas terbaik di dunia.
Awalnya, klub berlogo banteng tersebut bermarkas di Manor Ground, sebelum pindah ke Kassam Stadium sejak 2001. Kandang mereka saat ini memiliki kapasitas sebesar 12.400 ribu tempat duduk.
Sepanjang sejarah klub, Oxford sempat mengukir prestasi memukau pada rentang 1983 sampai 1986. Mereka melesat dari divisi ketiga ke kasta teratas, setelah menjuarai divisi tiga dan dua secara beruntun.
Klub ini juga sempat meraih gelar Piala Liga Inggris pada musim 1985-1986. Namun setelah itu, prestasi mereka tak lagi terlalu menterang.
Sejak era Premier League pada 1992, Oxford lebih banyak berkutat di divisi bawah. Oxford kini berada di kasta ketiga Liga Inggris.
Tahun lalu, Oxford hampir dapat promosi ke divisi championship pada musim lalu. Namun, langkahnya terganjal setelah kalah dari Wycombe Wanderers di final babak play-off. Kini, Oxford United saat ini menempati peringkat ke-16 klasemen di League One musim 2021-22.
Erick dan Anin dalam Dunia Sepak Bola
Erick dan Anindya bukan sosok baru dalam kepemilikan klub sepak bola. Ia sempat menjadi pemegang saham terbesar di DC United di Amerika Serikat. Hingga 2019, Erick juga memiliki klub elite asal kota Milan, Italia, Inter Milan.
Di Indonesia, Erick pada Maret 2021 membeli saham Persis Solo bersama Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo.
Sedangkan Anin, sejak 35 tahun lalu, keluarganya sudah memiliki klub ternama yang berbasis di Madura, Pelita Jaya. Saat ini, keluarga Bakrie juga tercatat sebagai pemilik Arema Malang, dan Persija Jakarta, serta klub Brisbane Roar di Liga Australia.
Penyumbang bahan: Alfida Febrianna (magang)