Meski Diprotes, Australia Tetap Lockdown Sampai Vaksinasi Capai 70%
Kendati telah mengundang banyak protes, Australia akan tetap memberlakukan lockdown atau penguncian wilayah sebagai strategi melawan Covid-19 sampai setidaknya 70% dari warganya menerima vaksinasi dosis penuh. Setelah itu, Australia bisa mulai bersiap untuk hidup berdampingan dengan virus corona.
Dilansir dari Reuters, negeri Kanguru tersebut tercatat memiliki angka harian aktif sebesar 914 kasus. Kondisi tersebut mengakibatkan negara bagian selatan dan timur New South Wales, Victoria, dan Canberra tetap dibatasi secara ketat.
“Anda tidak dapat hidup dengan penguncian selamanya dan pada titik tertentu, Anda perlu melakukan perubahan, dan itu dilakukan saat 70% sudah divaksin penuh,” kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison dikutip dari Reuters, Senin (23/8).
Lockdown adalah elemen kunci dari strategi pemerintah federal Australia untuk mengendalikan wabah hingga tingkat 70% tercapai. Sementara itu, perbatasan Australia akan dibuka kembali secara bertahap ketika angka vaksinasi Covid-19 naik menjadi 80% dari total penduduk.
Berbeda dari strategi sebelumnya, yakni harus mencapai nol kasus Covid-19. Morisson menyebut sangat tidak mungkin Australia dapat mencapai nol kasus sebelum pembatasan dilonggarkan.
"Lockdown bukanlah cara yang berkelanjutan untuk menangani virus dan itulah mengapa kita harus mencapai target vaksinasi sebesar 70% dan 80%, sehingga kita dapat mulai hidup dengan virus," tambahnya.
Sekitar 60% dari 25 juta populasi Australia saat ini berada di bawah aturan lockdown. Namun, kebijakan lockdown yang membuat masyarakat untuk tetap berada di rumah dan tidak bisa beraktivitas normal yang sudah berlangsung selama berbulan-bulan, telah membebani banyak orang. Beberapa wilayah di Australia sudah menerapkan lockdown sejak 26 Juni 2021 lalu yang mendorong terjadinya protes.