Malaysia Mulai Buka Perbatasan Internasional pada Desember 2021

Cahya Puteri Abdi Rabbi
4 Oktober 2021, 09:52
Malaysia, Covid-19, Internasional
ANTARA FOTO/ Rafiuddin Abdul Rahman/foc.
Seorang warga mengenakan pakaian Spiderman dengan bendera Jalur Gemilang untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-64 Malaysia di Dataran Merdeka, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (31/8/2021).

Pemerintah Malaysia berencana membuka kembali pembatasan perjalanan ke luar negeri pada Desember 2021, setelah 90% dari populasi orang dewasa divaksinasi penuh.

“Ya, Desember mungkin. Kami akan membuka perbatasan negara terlebih dahulu, sebelum mengizinkan perjalanan internasional,” kata Perdana Menteri Ismail Sabri Yaakob dalam sebuah wawancara seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (4/10).

Sebelumnya, Pemerintah Malaysia sempat dikritik karena manajemen penanganan pandemi yang kurang mumpuni. Kemudian, pemerintah Negeri Jiran mempercepat peluncuran vaksin agar dapat mengurangi pembatasan pergerakan masyarakat secara bertahap. Selain itu, memberi manfaat bagi yang sudah mendapatkan vaksin penuh.

Dilansir dari Bloomberg, pada akhir pekan ini, sebanyak 87,2% dari populasi orang dewasa di Malaysia telah divaksinasi penuh. Sementara itu, 94,3% populasi orang dewasa telah menerima dosis pertama.

Capaian tersebut mendukung kebijakan pemerintah untuk membuka kembali jalur internasional, demi mendukung sektor ekonomi dan sosial pada kuartal terakhir tahun ini.

Selain itu, Parlemen Malaysia juga akan mempertimbangkan rancangan undang-undang pada pekan kedua Oktober yang mencakup menaikkan batas utang dari 60% menjadi 65% terhadap produk domestik bruto (PDB). Selain itu, pemerintah juga berencana meningkatkan dana Covid-19 menjadi 110 miliar ringgit setara US$ 26 miliar dari saat ini yang sebesar 65 miliar ringgit.

Sementara itu, dilansir dari Malaysia Kini, Data Kementerian Kesehatan Malaysia menunjukkan total 118 kematian karena Covid-19 pada Minggu (3/10), sehingga jumlah kematian kumulatif menjadi 26.683. Dari kematian yang baru dilaporkan kemarin (3/10), 22,9% atau 27 orang meninggal sebelum sempat mendapat perawatan di rumah sakit.

Jumlah kematian baru tercatat paling tinggi yakni, sebanyak 26 kematian, atau 22% dari total kematian yang baru dilaporkan. Sementara di Penang tercatat 14 kematian, Sabah 14 kematian, Kedah 13 kematian, Sarawak 12 kematian, Johor 11 kematian, Kelantan 9 kematian.

Kemudian di Selangor tercatat 8 kematian, Pahang 3 kematian, Malaka dan Negeri Sembilan melaporkan kematian, dan Perlis, Terengganu, Kuala Lumpur serta Labuan masing-masing melaporkan satu kematian.

Hingga kemarin (3/10), ada 150.317 kasus Covid-19 aktif. Jumlah ini turun 18% dari sebelumnya sebanyak 183.289 kasus aktif seminggu yang lalu. Dibandingkan 30 hari lalu, jumlah kasus aktif turun 42% dari 259.192 kasus.

Berdasarkan Kementerian Kesehatan Malaysia, dari 9.066 kasus baru pada Minggu (3/10), sebanyak 388 berasal dari klaster Covid-19 yang sedang berlangsung. Dari kasus terkait klaster, 224 kasus atau 57,7% berasal dari penularan lokal, sementara 140 lainnya atau 36,1% merupakan penularan yang terjadi di tempat kerja dengan risiko tinggi tertular Covid-19.

Selain itu, sebanyak 17 kasus atau 4,4% lainnya berasal dari kelompok yang terkait dengan kelompok berisiko tinggi seperti panti jompo. Sisanya ditelusuri ke klaster yang berkaitan dengan Rutan yakni sebanyak 5  kasus atau 1,3%, dan acara keagamaan serta lembaga pendidikan masing-masing mencatat tambahan satu kasus.

Reporter: Cahya Puteri Abdi Rabbi
Editor: Lavinda

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...