Swedia dan Denmark Hentikan Penggunaan Vaksin Moderna untuk Anak Muda
Swedia dan Denmark akan menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 Moderna untuk kelompok usia lebih muda. Hal ini dilakukan usai meninjau laporan efek samping kardiovaskular langka yang tercatat di beberapa kasus.
Dilansir dari Reuters, Badan Kesehatan Swedia mengatakan akan berhenti menggunakan vaksin Moderna untuk warga yang lahir pada tahun 1991. Pasalnya, data menunjukkan terjadi peningkatan miokarditis atau peradangan pada otot jantung dan perikarditis atau peradangan pasa selaput pembungkus jantung di kalangan remaja dan dewasa muda yang telah divaksinasi.
"Hubungannya sangat jelas ketika menyangkut vaksin Spikevax Moderna, terutama setelah dosis kedua," kata Badan Kesehatan Swedia dikutip dari Reuters, Kamis (7/10). Meski begitu, mereka menambahkan bahwa risiko untuk mengalami efek samping sangat kecil.
Juru bicara Moderna dalam sebuah surat elektronik (e-mail) menyatakan perusahaan mengetahui keputusan regulator di Denmark dan Swedia untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 mereka pada individu yang lebih muda. Pasalnya, risiko miokarditis dan atau perikarditis jarang terjadi.
"Ini biasanya kasus ringan dan individu cenderung pulih dalam waktu singkat setelah perawatan standar dan istirahat," jelas jubir tersebut.
Menurut dia, risiko miokarditis meningkat secara substansial bagi mereka yang tertular Covid-19, dan vaksinasi adalah cara terbaik untuk melindunginya.
Berdasarkan sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS), laki-laki muda di bawah 20 tahun memiliki kemungkinan enam kali lebih besar mengalami miokarditis, setelah tertular Covid-19 dibandingkan mereka yang telah divaksinasi.
Sementara itu, di Denmark, meskipun menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech sebagai pilihan utama untuk anak 12-17 tahun, mereka memutuskan berhenti memberikan vaksin Moderna kepada orang-orang di bawah 18 tahun sebagai langkah pencegahan.
"Dalam data awal, ada kecurigaan peningkatan risiko peradangan jantung ketika divaksinasi dengan Moderna," kata Otoritas Kesehatan Denmark dalam sebuah pernyataan.
Hal tersebut merujuk pada data dari studi Nordik yang belum dipublikasikan yang kini akan dikirim ke European Medicines Agency (EMA) untuk penilaian lebih lanjut. Otoritas kesehatan Denmark menyebut, data akhir dari studi tersebut diharapkan rampung dalam sebulan ke depan.
Swedia dan Denmark kini merekomendasikan vaksin Comirnaty, dari Pfizer-BioNTech, sebagai ganti vaksin Moderna. Otoritas Kesehatan Denmark menyebut, telah membuat keputusan tersebut, meskipun radang jantung adalah efek samping yang sangat langka yang sering kali ringan dan hilang dengan sendirinya.
Pada Juli lalu, Komite keselamatan EMA menyimpulkan kondisi jantung inflamasi dapat terjadi setelah vaksinasi dengan Comirnaty atau Spikevax. Namun, hal ini merupakan kasus yang sangat jarang terjadi. Komite tersebut mengatakan, kondisi tersebut lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda setelah dosis kedua.
"Manfaat vaksin teknologi mRNA seperti yang digunakan oleh Moderna dan Pfizer-BioNTech dalam mencegah Covid-19 tetap lebih besar daripada risikonya," kata regulator di Amerika Serikat, UE, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan