Krisis Keuangan Mengancam Rusia, Bank Sentral Naikkan Bunga Jadi 20%

Agustiyanti
28 Februari 2022, 16:58
Presiden Rusia Vladimir Putin, rusia, ukraina, perang rusia dan ukraina
ANTARA FOTO/REUTERS/Sputnik/Alexey Nikolsky/Kremlin /aww/sad.
Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukan nuklir untuk berada dalam siaga penuh.

Bank sentral Rusia menaikkan suku bunga acuannya lebih dari dua kali lipat dari 9,5% menjadi 20% pada Senin (28/2). Langkah darurat ini dilakukan guna menahan kejatuhan rubel terhadap dolar AS akibat serangkaian hukuman yang diberikan AS dan sekutunya kepada Rusia atas invasi ke Ukraina

Bank Sentral menyatakan, menaikan suku bunga dirancang untuk mengimbangi peningkatan risiko depresiasi rubel dan inflasi. Langkah ini mengikuti perintah Bank Sentral untuk menghentikan penjualan surat berharga Rusia oleh investor asing guna menahan kejatuhan pasar. Rubel telah anjlok 30% pada penutupan akhir pekan lalu ke posisi 119,5 per dolar AS.

Rusia juga mengatakan akan menggelontorkan likuiditas mencapai 733 miliar rubel (US$8,78 miliar) atau setara Rp 126,3 triliun. Gubernur Bank Sentral Rusia Elvira Nabiullina akan mengadakan pengarahan pada Senin (28/1) pukul 1 siang waktu London.

Perkembangan dramatis menggarisbawahi kekhawatiran terjadinya rush atau penarikan besar-besaran  bank-bank Rusia. Antrean panjang untuk menarik uang tunai telah terlihat di ATM di kota-kota Rusia. Sberbank Europe, yang dimiliki oleh Sberbank yang dikelola negara Rusia, mengatakan telah mengalami aliran dana simpanan keluar yang signifikan dalam waktu yang sangat singkat.

Rusia menghadapi deretan sanksi dari Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya sebagai respons atas langkah invasi yang dilakukan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina. Meski demikian, belum ada tanda-tanda Rusia akan menarik diri. Putin bahkan memerintahkan pasukan nuklir untuk berada dalam siaga penuh. 

Berikut deretan sanksi Negara Barat pada ekonomi, lembaga keuangan, dan individu Rusia:

  • Uni Eropa, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Kanada memutuskan bank-bank utama Rusia dari jaringan pembayaran internasional Swift, yang memungkinkan transfer uang yang lancar dan cepat lintas batas.
  • Sebagian besar Eropa menutup wilayah udaranya untuk maskapai Rusia.
  • Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Inggris memberlakukan sanksi pribadi terhadap Presiden Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
  • Jerman telah menghentikan persetujuan atas pipa gas Nord Stream 2 Rusia, investasi besar oleh perusahaan Rusia dan Eropa.
  • Uni Eropa menargetkan 351 anggota parlemen Rusia dan bertujuan untuk membatasi akses Rusia ke keuangan, teknologi dan pertahanan
  • Inggris mengatakan semua bank besar Rusia akan membekukan aset mereka, dengan 100 individu dan entitas yang ditargetkan
  • Maskapai penerbangan nasional Rusia Aeroflot dilarang mendarat di Inggris.
  • AS menargetkan 10 lembaga keuangan terbesar Rusia.
  • Kota St Petersburg, Rusia juga tidak akan lagi dapat menjadi tuan rumah final Liga Champions tahun ini dan Grand Prix Rusia tidak akan berlangsung di Sochi. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...