Bursa Saham AS Rontok, Saham Tesla dan Apple Jeblok

Agustiyanti
12 Maret 2022, 08:42
Wall street, Rusia, Ukraina
xPACIFICA/Getty Image
Ilustrasi. Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 0,69%, S&P 500 turun 1,3%, dan Nasdaq anjlok 2,18%.

Bursa saham Wall Street mengakhiri pekan ini di zona merah, Jumat (11/3). Ketiga indeks utama AS rontok seiring kejatuhan saham-saham teknologi akibat kekhawatiran tentang konflik Rusia dan Ukraina. 

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 229,88 poin atau 0,69% menjadi 32.944,19. Indeks S&P 500 turun 55,21 poin atau 1,3%,menjadi 4.204,31, dan indeks Komposit Nasdaq anjlok 286,15 poin atau 2,18% menjadi 2.843,81.

Sebelas sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor jasa-jasa komunikasi merosot 1,9% dan teknologi tergelincir 1,8 %.  Sepanjang pekan ini, S&P 500 telah kehilangan nilainya sebesar 2,9% dan mencatatkan penurunan mingguan kedua berturut-turut. Sementara Dow Jones jatuh untuk minggu kelima berturut-turut.

Pada akhir pekan yang bergejolak, indeks dibuka lebih tinggi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ada perubahan positif tertentu dalam pembicaraan dengan Ukraina, tanpa memberikan rincian apa pun, tetapi saham kemudian memudar selama sesi tersebut.

"Setelah kami melihat rebound di pertengahan minggu, masih ada terlalu banyak ketidakpastian di luar sana," kata Kepala Strategi Pasar Miller Tabak, Matt Maley, seperti dikutip dari Reuters. 

Pada Jumat (11/3/2022) penurunan saham-saham perusahaan dengan kapitalisasi raksasa seperti Apple Inc dan Tesla nc menyeret S&P 500. Apple merosot 2,4%, sedangkan Tesla anjlok 5,1%.

Saham Meta Platforms tergelincir 3,9% karena Rusia membuka kasus kriminal terhadap induk Facebook setelah jejaring sosial itu mengubah aturan ujaran kebenciannya untuk memungkinkan pengguna menyerukan "matilah penjajah Rusia" dalam konteks perang dengan Ukraina.

Presiden Volodymyr Zelenskiy mengatakan Ukraina telah mencapai "titik balik strategis" dalam konflik dengan Rusia. Namun,  pasukan Rusia membombardir kota-kota di seluruh negeri dan tampaknya berkumpul kembali untuk kemungkinan serangan di ibu kota Kyiv.

"Anda tidak tahu apa yang akan Anda lihat terkait perkembangan Rusia-Ukraina sehingga tidak ada alasan untuk memasuki akhir pekan dengan sikap berisiko," kata Presiden Chase Investment Counsel, Peter Tuz, di Charlottesville, Virginia.

Saham-saham lainnya juga berada di bawah tekanan karena imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun mendekati 2%. 

Bursa saham mengalami gejolak pada tahun ini karena kekhawatiran tentang krisis Rusia-Ukraina yang semakin mendorong aksi jual . Aksi jual sebelumnya telah dipicu oleh kekhawatiran atas imbal hasil obligasi yang lebih tinggi karena The Fed diperkirakan akan memperketat kebijakan moneter tahun ini untuk melawan inflasi. S&P 500 turun 11,8% sepanjang 2022.

Bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga pada pertemuan 15-16 Maret. Sebuah survei menunjukkan sentimen konsumen AS turun lebih dari yang diperkirakan pada awal Maret karena harga bensin melonjak ke rekor tertinggi setelah perang Rusia melawan Ukraina.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...