UE Perberat Sanksi ke Rusia: Embargo Minyak Hingga Larang Siaran TV

Muhamad Fajar Riyandanu
4 Mei 2022, 19:20
UE Perberat Sanksi ke Rusia: Embargo Minyak Hingga Putuskan Siaran TV
pixabay.com
Bendera Uni Eropa

Uni Eropa (UE) mengusulkan sanksi berat terhadap Rusia pada hari Rabu (4/5) berupa embargo minyak bertahap dan larangan siaran dari tiga lembaga penyiaran milik Rusia sebagai bagian dari paket sanksi keenam atas perang Moskow di Ukraina.

"Mereka tidak akan diizinkan untuk mendistribusikan konten mereka lagi di Uni Eropa, dalam bentuk atau bentuk apa pun, baik itu di kabel, melalui satelit, di internet atau melalui aplikasi smartphone," kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen kepada anggota parlemen Uni Eropa di Strasbourg.

Von der Leyen menyebut, saluran TV Rusia merupakan 'corong' yang memperkuat kebohongan dan propaganda Putin. "Kita seharusnya tidak memberi mereka panggung lagi untuk menyebarkan kebohongan ini," tambahnya.

Komisi Eropa juga mengusulkan penghentian pasokan minyak mentah Rusia secara bertahap dalam waktu enam bulan dan produk olahan hingga akhir tahun 2022. Harga minyak mentah Brent melonjak 3% menjadi lebih dari $108 per barel setelah berita tersebut. Hal ini menimbulkan tekanan pada ekonomi Rusia yang babak belur hingga US$1,8 triliun. 

UKRAINE-CRISIS/HUNGARY-PROTEST
UKRAINE-CRISIS/HUNGARY-PROTEST (ANTARA FOTO/REUTERS/Bernadett Szabo/hp/sad.)

Rencana tersebut, jika disetujui oleh pemerintah Uni Eropa, akan menjadi titik balik bagi blok perdagangan terbesar di dunia. Negara yang tetap bergantung pada energi Rusia harus menemukan pasokan alternatif. Hungaria dan Slovakia ingin dikecualikan dari kewajiban mematuhi larangan tersebut, kata sumber Reuters pada Rabu (4/5).

Selain mengumumkan rencana menghapus siaran televisi Rusia dan embargo minyak mentah selama enam bulan, von der Leyen juga mengumumkan sanksi yang menargetkan bank terbesar Rusia, Sberbank. Walau begitu, UE belum menargetkan gas alam Rusia, yang digunakan untuk memanaskan rumah dan menghasilkan listrik di seluruh blok.

Beberapa pasukan Rusia memasuki Ukraina melalui Belarusia ketika invasi dimulai pada 24 Februari lalu, tetapi pasukan Belarusia sejauh ini tidak terlibat dalam apa yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus" untuk melucuti senjata Ukraina.

Rusia sekarang menguasai Mariupol, yang pernah menjadi kota berpenduduk 400.000 orang, tetapi sekarang sebagian besar telah menjadi puing-puing yang berasap setelah berminggu-minggu pengepungan dan penembakan. Kota ini adalah kunci dari upaya Moskow untuk memisahkan Ukraina dari Laut Hitam yang menjadi wilayah vital untuk ekspor biji-bijian dan logamnya dan menghubungkan wilayah yang dikuasai Rusia di selatan dan timur.

Moskow telah mengerahkan 22 kelompok taktis batalion di dekat kota Izium, Ukraina timur, dalam upaya untuk merebut kota Kramatorsk dan Severodonetsk di Donbas, kata intelijen Inggris. Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...