Bill Gates Ramal Muncul Varian Covid-19 yang Menular dan Berbahaya
Setelah lebih dari dua tahun pandemi Covid-19, banyak negara mulai menerap pelonggaran dan menurunkan kewaspadaannya. Pendiri Microsoft Bill Gates mengingatkan kemungkinan buruk pandemi masih bisa terjadi.
"Saat ini dunia masih berisiko pandemi ini. Kemungkinan akan menghasilkan varian yang lebih menular dan bahkan lebih fatal,” kata Bill Gates dikutip dari CNBC, Kamis (5/5).
Gates memperkirakan risiko pandemi akan ada di atas 5%. "Saat ini bahkan belum terlihat kondisi yang terburuk," katanya.
Ia mengatakan, pandemi Covid-19 akan menjadi pandemi yang terakhir apabila dilakukan langkah-langkah tepat. Misalnya, otoritas global membuat perencanaan pencegahan dan tindakan perlindungan. Tujuannya membantu dunia mengelola pandemi di masa depan dengan lebih baik.
Ia menyarankan agar ada tim pengawasan global, yang terdiri dari para ahli yang dapat dengan cepat menemukan ancaman kesehatan baru di seluruh dunia. Mereka kemudian bisa bergerak cepat berkoordinasi dengan otoritas global untuk mencegah penyakit di masa depan yang berkembang menjadi pandemi.
Gates menyebut gugus tugas yang ia sarankan bernama GERM atau global epidemic response and mobilization.
Namun, organisasi itu membutuhkan investasi keuangan yang signifikan seperti dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan negara-negara anggotanya. Ia memperkirakan, WHO perlu mengucurkan lebih dari US$ 1 miliar atau Rp 14 triliun per tahun.
“Jumlah uang itu akan terlihat sangat kecil dibandingkan dengan manfaatnya," kata Gates.
Saat ini, kasus Covid-19 memiliki subvarian BA.2 omicron yang berkembang pesat di seluruh Amerika Serikat (AS). Menurut Johns Hopkins University, rata-rata kasus baru AS setiap harinya bisa naik hingga 54.429 kasus.
Mantan anggota terkemuka gugus tugas virus Corona Gedung Putih AS, Deborah Birx juga mengatakan bahwa AS harus bersiap untuk menghadapi kondisi pandemi yang lebih buruk lagi. "Sekarang ada potensi lonjakan di musim panas ini di seluruh AS bagian selatan," kata Birx dikutip dari Financial Times.