Kepolisian Jepang Sebut Pembunuhan Shinzo Abe Tidak Bermuatan Politis
Kepolisian Jepang mengeluarkan pernyataan, yang menyebutkan bahwa pembunuhan Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe tidak bermuatan politis.
Pernyataan ini dikeluarkan, usai penyidik Kepolisian Jepang menginterogasi penembak Shinzo Abe, yakni Tetsuya Yamagami yang berumur 41 tahun.
Mengutip New York Post, Jumat (8/7), dalam sebuah wawancara dengan penyelidik, Yamagami mengaku memang berniat membunuh Shinzo Abe. Alasannya adalah, karena dirinya berpikir Mantan Perdana Menteri Jepang tersebut memiliki hubungan dengan organisasi yang dia benci.
Meski demikian, Kepolisian Jepang tidak mengungkapkan organisasi yang dimaksud oleh Yamagami. Bahkan, disebutkan bahwa pihak Kepolisian Jepang juga ragu apakah organisasi yang dikatakan Yamagami tersebut benar-benar ada atau tidak.
"Yang jelas motif tersangka melakukan pembunuhan tidak ada kaitannya dengan politik," kata seorang pejabat Kepolisian Jepang, dikutip dari New York Post, Sabtu (9/7).
Dalam interogasi, Yamagami dilaporkan bersikap tenang saat menjawab pertanyaan selama wawancara dan penyelidik masih berusaha memastikan apakah dia bertindak sendiri.
Tetsuya Yamagami diketahui merupakan penduduk Nara, dan sempat bertugas di Pasukan Bela Diri Maritim Jepang selama tiga tahun, hingga 2005. Namun, saat ini dilaporkan ia tidak memiliki pekerjaan.
Seperti diketahui, Shinzo Abe, yang merupakan Mantan Perdana Menteri Jepang, pada Jumat (8/7) pagi, tengah memulai menyampaikan pidato ketika tembakan. Politisi tersebut terlihat memegangi dadanya dan perlahan jatuh saat tembakan kedua dilepaskan.
Petugas pengawal segera meringkus Yamagami, dan melucuti senjata yang dipegangnya. Diketahui, senapan yang digunakan untuk membunuh Shinzo Abe merupakan senjata buatan tangan, dengan laras ganda berwarna hitam.
Shinzo Abe dinyatakan wafat sekitar lima setengah jam kemudian, setelah dilarikan ke rumah sakit, di mana ia menerima transfusi lebih dari 100 unit darah.