Jejak Digital Ratu Elizabeth: Anggota Kerajaan Pertama Pengguna Email
Hari ini Inggris Raya berduka. Ratu mereka, Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada usia 96 tahun di rumahnya di Skotlandia. Sebagai seorang wanita berusia lanjut yang mewakili sebuah institusi yang sudah ada sejak berabad-abad lamanya, Elizabeth ternyata lebih paham teknologi daripada yang dibayangkan banyak orang.
Seakan menentang stereotip tentang wanita seusianya, Ratu Elizabeth, melalui handler atau penangannya, adalah penganut teknologi yang sangat antusias. Bisa dikatakan ia mengalahkan semua orang di dunia dalam menggunakan internet. Ia adalah anggota kerajaan pertama di dunia yang menggunakan email.
Ratu Elizabeth mengirim email pertamanya ketika mengunjungi Royal Signals and Radar Establishment di Malvern, Inggris, pada 26 Maret 1976, sebagai bagian dari pengembangan awal Arpanet, cikal bakal internet global saat ini.
Username atau nama pengguna Elizabeth saat itu yaitu HME2: Her Majesty, Elizabeth II. “Yang harus dia lakukan (ketika itu) hanyalah menekan beberapa tombol,” kata Peter Kirstein, pria yang membantu mengatur email ratu saat itu kepada WIRED pada 2012 silam.
Adapun isi dari surat elektronik (surel) Ratu berisi “Pesan dari Yang Mulia Ratu”, yang ia tanda tangani dengan “Elizabeth R”. Tanda tersebut digunakan Elizabeth untuk semua komunikasi digitalnya.
Dia tidak hanya pengguna awal surat elektronik (surel), pada 1997 ia meluncurkan versi pertama situs web keluarga kerajaan, bertahun-tahun sebelum beberapa surat kabar besar Inggris memutuskan untuk online.
Sepuluh tahun kemudian, 2007, Elizabeth meluncurkan kanal YouTube keluarga dengan menayangkan video langka dari siaran Natal pertama yang disiarkan televisi pada 1957.
Kemudian pada 2014, Sang Ratu mengirimkan Tweet pertamanya, dan mengirimkan postingan Instagram pertama pada 2019. Dia menggunakan Apple iPad untuk melakukan rapat Zoom saat kesehatannya menurun di masa pandemi Covid-19.
Meski demikian tak pernah diketahui apakah Ratu Inggris benar-benar memiliki akun email pribadinya sendiri. Mantan Editor Vanity Fair Elizabeth Saltzman mengklaim bahwa Ratu pernah menawarkan alamat emailnya di akhir percakapan sebelum dia mengklarifikasi bahwa dia tidak benar-benar menulis emailnya sendiri, melainkan hanya mendiktekannya.
“Saya pikir Sang Ratu sangat cerdas di internet. Saya pikir dia tahu apa yang sedang terjadi, dan saya tahu dia tahu itu cukup liar, dan kehidupan di internet lebih berlanjut daripada kehidupan nyata,” kata Sadie Quinlan, seorang YouTuber pro-kerajaan yang menggunakan username Yankee Wally.