Wall Street Menghijau Meski The Fed Masih Akan Agresif Naikkan Bunga

Agustiyanti
19 November 2022, 07:24
Wall Street, The Fed, Dow Jones, Nasdaq
xPACIFICA/Getty Image
Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 199,37 poin atau 0,59%, menjadi 33.745,69, S&P 500 (.SPX) naik 18,78 poin atau 0,48%, menjadi 3.965,34, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) hanya bertambah 1,11 poin atau 0,01%, menjadi 11.146,06.

Bursa saham Wall Street ditutup menghijau akhir pekan ini, Jumat (18/11) waktu setempat. Ini karena bursa saham bergerak defensif di tengah penurunan harga enerfu dan sikap investor yang mengabaikan komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve tentang kenaikan suku bunga.

Dow Jones Industrial Average (.DJI) naik 199,37 poin atau 0,59%, menjadi 33.745,69, S&P 500 (.SPX) naik 18,78 poin atau 0,48%, menjadi 3.965,34, sedangkan Nasdaq Composite (.IXIC) hanya bertambah 1,11 poin atau 0,01%, menjadi 11.146,06.

 

Pemimpin Federal Reserve Bank of Boston Susan Collins mengatakan bahwa, hanya ada sedikit bukti tekanan harga berkurang. Oleh karena itu, The Fed mungkin perlu melakukan kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi untuk mengendalikan inflasi.

Pernyataan Presiden Fed St. Louis James Bullard pada Kamis (17/11) menyebabkan penurunan di pasar saham ketika dia mengatakan Fed perlu terus menaikkan suku bunga. Ia menyebut pengetatan moneter sejauh ini hanya memiliki efek terbatas pada inflasi yang diamati. 

Pernyataan Collins dan kemudian Bullard menggambarkan pembicaraan The Fed yang sangat hawkish, tetapi pasar. "Tetapi telah benar-benar menyikapinya dengan tenang, belum menyentuh ke sisi negatif pasar seperti di masa lalu.," kata Keith Lerner, co-chief investment officer di Trust Advisory Services. 

Sepanjang pekan ini, S&P 500 turun 0,7% setelah reli kuat selama sebulan terakhir yang didorong oleh data inflasi yang lebih lemah dari perkiraan. Data inflasi memicu harapan bank sentral dapat meredam kenaikan suku bunga yang menghukum pasar.

Nasdaq turun 1,6% untuk minggu ini, sementara Dow Jones tidak berubah.

"Pasar berada dalam mode bertahan menjelang data ketenagakerjaan dan ekonomi lainnya," kata Lauren Goodwin, ekonom dan ahli strategi portofolio di New York Life Investments.

Ia mengatakan, sentimen yang mendorong burs saham adalah  kebijakan Fed yang menyebabkan kenaikan suku bunga dan menciptakan kompleks ekuitas secara keseluruhan. "Kita kemungkinan tidak akan tekanan upah atau inflasi yang berpotensi menurun. tekanan masih akan berlangsung selama beberapa minggu lagi."  kata Goodwin

Kelompok yang memimpin kenaikan saham di antara indesks S&P 500 adalah sektor utilitas yang (.SPLRCU) naik 2%, real estat (.SPLRCR) 1,3%, dan layanan kesehatan (.SPXHC) 1,2%. 

Sektor energi (.SPNY) turun 0,9% karena harga minyak turun. Ini akibat kekhawatiran tentang melemahnya permintaan di Cina dan kenaikan suku bunga AS lebih lanjut. Saham aplikasi kencan gay Grindr meroket sekitar 214% dalam debut pasar mereka setelah perusahaan menyelesaikan mergernya.

Saham Gap Inc (GPS.N) naik 7,6% setelah perusahaan mengalahkan perkiraan Wall Street untuk penjualan dan laba kuartalan.

Saham Live Nation Entertainment (LYV.N) merosot 7,8% setelah The New York Times melaporkan bahwa Departemen Kehakiman AS sedang menyelidiki apakah induk Ticketmaster telah menyalahgunakan kekuasaannya atas industri musik live bernilai miliaran dolar.

Sekitar 9,7 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan rata-rata harian 12 miliar selama 20 sesi terakhir.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...