Profil Anwar Ibrahim, Perdana Menteri Malaysia yang Ditunjuk Raja

Ira Guslina Sufa
24 November 2022, 15:22
Malaysia
AP Photo/Vincent Thian
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim

Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah menunjuk pemimpin oposisi Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru menggantikan Ismail Sabri Yakoob. Keputusan itu dibuat setelah pemilu Malaysia menghasilkan parlemen gantung. 

Ketua Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) Malaysia Abdul Ghani Salleh melalui keterangan resmi pada Minggu (20/11) mengatakan hasil pemilu menunjukkan kursi terbanyak diperoleh Pakatan Harapan (PH) yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim dengan mendapatkan 81 kursi di Parlemen.  Sementara itu, koalisi Perikatan Nasional yang dipimpin oleh mantan PM Muhyiddin Yassin, mendapatkan sebanyak 73 kursi. 

Barisan Nasional yang didominasi oleh Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) mendapatkan 30 kursi. Di sisi lain, meski dari perolehan suara PH mendapat suara paling banyak, tapi Muhyiddin maupun UMNO tidak ada yang mau berkoalisi dengan Anwar Ibrahim.

Pada Rabu (23/11) Raja Malaysia Al Sultan Abdullah akhirnya turun gunung dengan mengumpulkan seluruh anggota dewan kesultanan. Selanjutnya pada Kamis (24/11) pagi, ia memanggil seluruh raja dari negara bagian di Malaysia berkumpul di Istana Negara. 

Pada pertemuan yang berlangsung pukul sebelas siang, Raja akhirnya menunjuk Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri yang baru. Penunjukan Anwar dilakukan setelah partai-partai menyepakati akan mendukung pemerintahan Anwar. 

"Setelah memperhatikan pandangan dari Raja-raja Melayu yang terhormat, Seri Paduka Baginda berkenan melantik Dato' Seri Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10," tulis keterangan resmi yang dikeluarkan Istana Negara Malaysia. 

Kiprah Politik Anwar Ibrahim 

Munculnya nama Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia merupakan buah dari penantian setelah 24 tahun. Kiprah Anwar Ibrahim di dunia politik sudah dimulai sejak ia muda.

Pada 1971 Anwar mendirikan Gerakan Pemuda Muslim Malaysia. Ia menjabat sebagai presiden Gerakan Pemuda hingga 1982. Semasa muda ia sering terlibat mengorganisir demonstrasi mahasiswa. 

Karir politik Anwar makin cemerlang setelah ia mendapat perhatian dari Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad. Anwar bergabung dalam Organisasi Nasional Melayu Bersatu dan menjadi menteri di sejumlah kementerian pimpinan Mahathir. 

Pada 1993, karir Anwar berlanjut di kursi Wakil Perdana Menteri. Namun pada 1998 ia dipecat oleh Mahathir Mohamad. Saat itu Anwar tengah menyiapkan langkah maju sebagai calon Perdana Menteri. 

Langkah politik Anwar terhenti ketika pada 1999, ia divonis hukuman penjara untuk tuduhan korupsi dan sodomi. Pada 2004 Mahkamah Federal Malaysia membatalkan semua vonis dan membebaskan Anwar. 

Selanjutnya Anwar  kembali ke kancah politik dengan tampil sebagai pemimpin oposisi Malaysia. Namun, pada Februari 2015 ia kembali dijebloskan ke penjara dengan tuduhan yang sama. Anwar baru dapat menghirup udara bebas usai koalisi Pakatan Harapan pimpinannya meraih kemenangan mengejutkan pada pemilu Mei 2018.

Setelah menjadi pemenang pemilu, ia mengikat kesepakatan dengan Mahathir Mohamad untuk berbagi  kekuasaan di posisi Perdana Menteri. Ia akan menggantikan Mahathir setelah dua tahun menjabat. Namun, pada 2020 koalisi pecah sehingga Anwar kembali menjadi pemimpin oposisi.

Pemilu 2022 menjadi warna baru bagi karir politik Anwar setelah partainya tampil sebagai pemenang. Meski tidak menjadi mayoritas yang meraih lebih dari 50 kursi parlemen, raja malaysia akhirnya memberikan kursi Perdana Menteri kepada Anwar.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...