Jerman Tetapkan Cina ‘Area Varian Virus Berbahaya’ Mulai Besok
Jerman menetapkan Cina sebagai ‘area varian virus berbahaya’ mulai besok (9/1). Pemerintah mengimbau warga untuk tidak melakukan perjalanan tak penting ke Tiongkok.
“Itu karena gelombang Covid-19 terjadi di Cina,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Jerman dikutip dari Anadolu, Minggu (8/1). Selain itu, “karena sistem layanan kesehatan (di Tiongkok) yang kewalahan.”
Oleh karena itu, Institut Robert Koch (RKI) mengatakan bahwa Cina, kecuali wilayah administratif Hong Kong, dianggap sebagai area varian virus yang menimbulkan kekhawatiran mulai besok.
RKI juga menetapkan status baru yakni ‘berpotensi terjadi’ terkait klasifikasi area varian virus.
Dengan begitu, aturan masuk pelaku perjalanan dari Cina ke Jerman diperketat. Mereka wajib tes antigen atau PCR negatif Covid-19 kurang dari 48 jam sebelum keberangkatan, mulai besok.
Mereka juga dapat melakukan tes Covid-19 setibanya di bandara atas permintaan otoritas.
Selain itu, Jerman berencana menyusul langkah Austria dan Belgia yakni menguji air limbah pesawat yang bertolak dari Cina. Ini terkait kemungkinan varian baru Covid-19.
Cina Perlonggar Aturan Covid-19 Jelang Imlek
Di tengah pengetatan kebijakan di Jerman, Cina justru membuka pembatasan wilayah atau lockdown per hari ini (8/1). Ini dilakukan setelah masyarakat Tiongkok melakukan protes terkait ketatnya pembatasan di tengah gelombang Covid-19.
“Saya sangat senang, sangat senang, sangat bersemangat. Saya sudah bertahun-tahun tidak bertemu orang tua saya," kata penduduk Hong Kong Teresa Chow ketika dia dan puluhan pelancong lainnya bersiap untuk menyeberang ke Cina daratan dari pos pemeriksaan Lok Ma Chau pada Minggu pagi.
"Orang tua saya tidak dalam kesehatan yang baik, dan saya tidak bisa kembali menemui mereka bahkan ketika mereka menderita kanker usus besar. Jadi saya sangat senang untuk kembali dan melihat mereka sekarang," tambah dia.
Investor berharap pembukaan tersebut akan menghidupkan kembali ekonomi Cina yang tumbuh terendah dalam hampir setengah abad.
Terlebih lagi, keputusan pelonggaran kebijakan terjadi ketika dimulainya ‘chun yun’ pada Sabtu. Ini merupakan periode 40 hari pertama perjalanan Tahun Baru Imlek.
Di Cina, Tahun Baru Imlek biasanya menimbulkan migrasi tahunan terbesar di dunia. Orang-orang kembali ke kampung halaman untuk berlibur bersama keluarga.
Sekitar dua miliar orang diperkirakan melakukan perjalanan musim ini. “Jumlahnya hampir dua kali lipat dibandingkan pergerakan tahun lalu dan pulih hingga 70% dari level 2019,” kata Beijing.