Setop Impor Minyak Rusia, Eropa Berburu Solar Hingga ke Timur Tengah
Uni Eropa (UE) akan resmi menerapkan larangan impor produk minyak olahan Rusia mulai Minggu (5/2). Untuk menggantikan pasokan bahan bakar, terutama solar, negara-negara Benua Biru telah meningkatkan impor dari kawasan lain termasuk Timur Tengah, Asia, dan Amerika Serikat (AS).
Ketika embargo impor produk minyak Rusia berlaku efektif, UE harus mencari pengganti sekitar 1 juta barel per hari (bph) impor bahan bakar dari rusia, termasuk di antaranya 600.000-650.000 bph solar. Eropa juga telah menimbun pasokan dari Rusia menjelang embargo.
Pada Desember, misalnya, ekspor solar Rusia melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir menjadi 1,2 juta bph, di mana sekitar 720.000 bph ditujukan ke UE, mengutip laporan pasar minyak terbaru oleh Badan Energi Internasional (IEA).
“Setelah 5 Februari, pasar diesel atau solar dan aliran produk secara global akan berubah, dengan Rusia ingin mengalihkan produk olahannya ke tempat lain dan Eropa mengimpor lebih banyak pasokan dari AS, Timur Tengah, dan Asia,” kata para analis seperti dikutip Oilprice.com, Sabtu (4/2).
Namun kawasan Timur Tengah diperkirakan tidak dapat memenuhi permintaan Eropa karena keterlambatan dalam pengoperasian beberapa kilang baru. Meskipun produsen utama OPEC di Timur Tengah telah berjanji untuk meningkatkan ekspor produk olahan mereka ke Eropa.
“Kuwait, misalnya, berencana untuk meningkatkan ekspor dieselnya ke Eropa lima kali lipat tahun ini – menjadi sekitar 50.000 bph,” kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut dikutip dari Bloomberg.
Kuwait, salah satu anggota OPEC dengan produksi terbesar, juga diharapkan untuk menggandakan penjualan bahan bakar jet ke Eropa pada 2023 menjadi hampir 5 juta ton.
Kuwait National Petroleum Company juga mengatakan minggu ini bahwa kilang Mina Al-Ahmadi telah mengirimkan pengiriman solar pertamanya, sekitar 38.000 ton, yang dikembangkan untuk pasar Eropa karena sesuai dengan standar dan spesifikasi lingkungan internasional dan cocok untuk cuaca dingin.
Tetapi Kilang Al-Zour baru yang sangat besar di Kuwait, yang akan memproses 615.000 bph minyak mentah dan dapat menghasilkan sekitar 145.000 bph solar, belum mencapai kapasitas operasional penuh. Kilang tersebut diperkirakan akan memulai unit kedua bulan ini dan lini ketiga dan terakhir pada April.
Kilang Jazan dan Duqm di Arab Saudi juga sedang dalam tahap peningkatan, dan analis memperkirakan mereka dapat mengisi beberapa kesenjangan bahan bakar diesel dan bahan bakar lainnya di Eropa paling cepat pada akhir tahun 2023.
“Proyek penyulingan Timur Tengah tunduk pada penundaan komisioning,” kata Ahmed Mehdi, seorang analis komoditas di Renaissance Energy Advisors, seperti dikutip Bloomberg. “Eropa tidak akan mendapat manfaat dari barel tambahan hingga akhir 2023,” tambah Mehdi.
Sementara kilang di AS melihat potensi untuk meningkatkan ekspor ke Eropa. “Kami memang melihat tarikan tambahan ke Eropa,” Brian Partee, Wakil Presiden Senior Rantai Nilai Produk Bersih Global di Marathon Petroleum.
Eropa akan memasuki embargo dengan persediaan yang baik, terutama setelah mengimpor banyak solar Rusia dan produk lainnya pada akhir tahun 2022, kata para analis.
“Eropa akan memasuki dunia diesel pasca-Rusia dengan pasokan yang relatif baik. Perburuan impor solar Rusia pada Q3 2022 dikombinasikan dengan musim dingin Eropa yang lebih hangat dan gas alam yang dipasok dengan baik telah melunakkan guncangan pasokan diesel dan pembelian panik yang terjadi pada Oktober 2022,” kata Analis Pasar Senior di Vortexa, Pamela Munger.