Regulator AS Pimpin Diskusi Darurat Penyelamatan First Republic Bank
Pejabat AS mengoordinasikan pembicaraan mendesak untuk menyelamatkan First Republic Bank (FRC.N). Menurut tiga sumber Reuters, langkah koordinasi ini ditempuh karena upaya sektor swasta untuk menyelamatkan bank ini belum juga mencapai kesepakatan.
Pembicaraan secara intensif dilakukan oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), Departemen Keuangan, dan The Federal Reserve dalam beberapa hari terakhir. Mereka mulai mengatur pertemuan dengan perusahaan keuangan untuk menyusun penyelamatan bagi bank bermasalah tersebut.
Salah satu sumber mengatakan bahwa keterlibatan pemerintah membantu membawa lebih banyak pihak, termasuk bank dan perusahaan ekuitas swasta, ke meja perundingan.
Tidak jelas apakah pemerintah AS sedang mempertimbangkan untuk berpartisipasi dalam penyelamatan First Republic. Namun, keterlibatan pemerintah telah memberanikan para eksekutif First Republic untuk berjuang membuat kesepakatan yang akan menghindari pengambilalihan oleh regulator AS.
First Republic menjadi episentrum krisis perbankan regional AS pada Maret setelah klien kaya yang dirayu untuk mendorong pertumbuhannya yang sangat tinggi mulai menarik simpanan dan membuat bank terguncang.
"Kami terlibat dalam diskusi dengan banyak pihak tentang opsi strategis kami sambil terus melayani klien kami," kata First Republic dalam sebuah pernyataan.
Departemen Keuangan menolak berkomentar. FDIC dan Federal Reserve juga tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters melalui email setelah jam kerja.
Bank-bank Wall Street telah mencoba mencari solusi untuk First Republic sejak 11 pemberi pinjaman terbesar AS menyetor US$30 miliar di bank pada 16 Maret untuk menahan krisis perbankan regional setelah kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank.
Diskusi bernada urgensi untuk mengambil kesepatakan muncul setelah First Republic mengungkapkan pada hari Senin (24/4) bahwa mereka memiliki arus keluar deposito lebih dari US$100 miliar pada kuartal pertama. Meskipun bank mengatakan simpanannya telah stabil, mereka merugi karena harus mengganti simpanan yang ditarik dengan dana berbunga dari The Federal Reserve.
Menurut sumber, para pejabat AS memandang kesepakatan bisnis antara sektor swasta lebih disukai daripada First Republic atuh ke FDIC. Banyak opsi yang diajukan, termasuk menjual aset atau menciptakan "bank buruk" yang akan mengisolasi aset buruknya. Namun, itu semua sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan.
Solusi apa pun, menurut sumber, harus dilengkapi dengan pertanggungan atas kerugian yang akan ditanggung oleh First Republic atau calon pengakuisisi bank jika ada transaksi. Kerugian ini akan berasal dari buku pinjaman First Republic dan portofolio pendapatan tetap, yang aset berimbal hasil rendahnya akan diturunkan untuk memperhitungkan kenaikan suku bunga.
First Republic sedang mempertimbangkan pukulan besar, dan bahkan kerugian total bagi pemegang saham, sebagai bagian dari opsi yang akan mencegah regulator AS mengambil alih. Saham First Republic telah kehilangan 95% nilainya sejak krisis perbankan regional dimulai pada 8 Maret.
Tidak ada keputusan tentang jalan ke depan yang telah dibuat dan tidak ada kesepakatan yang pasti, kata sumber tersebut.