Korea Utara Luncurkan Satelit Intelijen, Perkeruh Stabilitas Kawasan
Pemimpin Korea Utara Kom Jong Un berencana meluncurkan satelit mata-mata militer pertama. Kim disebut telah memeriksa satelit pengintaian dengan spesifikasi militer tersebut pada Rabu (17/5) dan menyetujui penggunannya untuk rencana-rencana militer Korea Utara.
Tindakan tersebut diduga sebagai bentuk perlawanannya terhadap Amerika Serikat dan Korea Selatan. Sebelumnya Kim menuduh dua negara tersebut meningkatkan agresivitas terhadap Korea Utara dan ia akan mempersiapkan negaranya untuk melakukan tindakan membela diri.
Pengembangan satelit pengintai militer ini merupakan proyek strategis pertahanan utama Korea Utara yang dibangun sejak 2021. Desember 2022 lalu, Kim menyatakan pengembangan tersebut telah masuk tahap akhir dan akan selesai pada April 2023.
Rencana Kim tersebut menuai protes dari Amerika Serikat. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Vedant Patel mengatakan AS akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan jika rencana itu betul-betul dijalankan oleh Kim.
Menurut Patel, aktivitas itu merupakan ancaman bagi kestabilan kawasan dan melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan PBB. "Kami mendesak Korea Utara untuk tidak melakukan aktivitas yang mengancam dan serius dalam menjalin diplomasi yang berkelanjutan," kata dia.
Ia juga menegaskan komitmen negeri Paman Sam itu untuk melakukan kebijakan denuklirisasi di Semenanjung Korea serta mengupayakan dialog dengan Korea Utara tanpa syarat.
Sebelumnya, pada April lalu, Kim memberi isyarat Korea Utara memantapkan diri untuk meningkatkan kekuatan nuklirnya. Ini disebut-sebut sebagai jalan buntu yang dapat mengancam kesepakatan mengenai denuklirisasi.