Kronologi PM Belanda Mengundurkan Diri Setelah Menjabat Empat Periode

Tia Dwitiani Komalasari
8 Juli 2023, 15:23
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan pandangannya pada pembukaan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).
ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Prasetyo Utomo/nym.
Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menyampaikan pandangannya pada pembukaan KTT G20 di Nusa Dua, Bali, Selasa (15/11/2022).

Perdana Menteri atau PM Belanda, Mark Rutte, menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya pada konferensi pers yang disiarkan televisi setempat, Jumat (7/7). Rutte merupakan Perdana Menteri Belanda terlama sejak 2010.

Pengunduran diri Ruttle dipicu oleh dorongan partai VVD Konservatif yang megusung PM Ruttle untuk membatasi aliran pencari suaka ke Belanda. Usulan kebijakan tersebut ditolak oleh dua partai lain yang tergabung dalam koalisinya.

"Bukan rahasia lagi bahwa mitra koalisi memiliki pendapat yang berbeda tentang kebijakan imigrasi. Sayangnya hari ini kami harus menyimpulkan bahwa perbedaan itu menjadi tidak dapat diatasi. Oleh karena itu saya akan mengajukan pengunduran diri seluruh kabinet kepada raja," kata Rutte, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (8/7).

Ketegangan memuncak pekan ini, Rutte menuntut dukungan untuk membatasi masuknya anak-anak pengungsi perang yang sudah berada di Belanda dan membuat keluarga menunggu setidaknya dua tahun sebelum mereka dapat bersatu.

Proposal kebijakan terbaru ini tidak disetujui Partai Persatuan Kristen kecil dan D66 liberal, sehingga menyebabkan jalan buntu.

Akibat pengunduran diri tersebut, Belanda akan kembali melakukan Pemilu pada September 2023. Koalisi Rutte akan tetap sebagai pemerintah sementara sampai pemerintahan baru terbentuk setelah pemilu baru.

Permohonan Suaka di Belanda Melonjak

Permohonan suaka di Belanda melonjak hingga mencapai 46.000 ada awal 2023. Pemerintah Belanda memproyeksikan permohonan suaka tersebut meningkat menjadi lebih dari 70.000 tahun ini. Jumlah itu melampaui rekor tertinggi sebelumnya di tahun 2015.

Permohonan tersebut membebani fasilitas suaka negara, di mana ratusan pengungsi terpaksa tidur di tempat yang sulit tahun lalu. Mereka memiliki sedikit atau tanpa akses ke air minum, fasilitas sanitasi, atau perawatan kesehatan.

Rutte tahun lalu mengatakan dia merasa "malu" dengan masalah tersebut, setelah kelompok kemanusiaan Medecins sans Frontieres mengirim tim ke Belanda untuk pertama kalinya, Mereka membantu kebutuhan medis para migran di pusat pemrosesan permintaan suaka.

Ia berjanji akan memperbaiki kondisi fasilitas tersebut, terutama dengan mengurangi jumlah pengungsi yang mencapai Belanda. Namun dia gagal mendapatkan dukungan dari mitra koalisi yang merasa kebijakannya terlalu jauh.

Rutte, 56, adalah pemimpin pemerintahan terlama dalam sejarah Belanda dan paling senior di Uni Eropa setelah Viktor Orban dari Hungaria. Dia diperkirakan akan memimpin partai VVD-nya lagi pada pemilihan berikutnya.

Koalisi Rutte saat ini, yang berkuasa pada Januari 2022, adalah pemerintahannya yang keempat berturut-turut sejak ia menjadi perdana menteri pada Oktober 2010.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...