Gelombang Panas Eropa hingga Banjir di Asia Imbas Perubahan Iklim

Happy Fajrian
19 Juli 2023, 21:36
gelombang panas, perubahan iklim
ANTARA FOTO/REUTERS/Toby Melville/hp/cf
Ilustrasi. Perubahan iklim memicu gelombang panas yang melanda sebagian besar wilayah Eropa, Cina, hingga Amerika Serikat. Sementara sebagian wilayah Asia terendam banjir

Gelombang panas melanda sejumlah negara di Eropa dan juga Cina dengan rekor suhu udara hingga 46°Celsius tercatat di 23 kota di Italia dan menyebabkan kebakaran hutan di Eropa Selatan. Seiring dengan serangan gelombang panas, otoritas mengeluarkan peringatan tentang risiko kematian dan serangan jantung.

Di barat ibukota Yunani, Athena, kebakaran hutan sudah memasuki hari ketiga dengan pengebom air udara melanjutkan operasi untuk mengendalikan api sejak matahari terbit dan pemadam kebakaran bekerja sepanjang malam untuk menjauhkan api dari kilang minyak yang berlokasi tak terlalu jauh.

“Disebarkan oleh angin yang tidak menentu, api telah memusnahkan puluhan rumah, mendorong ratusan orang mengungsi dan menyelimuti daerah itu dengan asap tebal. Suhu bisa naik ke 43°C pada hari Kamis,” kata peramal cuaca setempat, seperti dikutip Reuters, Kamis (19/7).

Sementara di Cina, yang minggu ini tengah menyambut kunjungan utusan iklim Amerika Serikat (AS) John Kerry untuk berunding, para turis menantang panas untuk mengunjungi termometer raksasa yang menunjukkan suhu permukaan 80°C.

Di Beijing, yang mencetak rekor baru karena suhu tetap di atas 35°C selama 28 hari berturut-turut, Kerry mengungkapkan harapan bahwa kerja sama untuk memerangi pemanasan global dapat mendefinisikan kembali hubungan bermasalah antara kedua negara adidaya.

Pola gelombang panas global yang telah menghanguskan sebagian Eropa, Asia, dan Amerika Serikat minggu ini telah membuat peluang untuk meredakan tantangan itu menjadi terbuka lebar.

Suhu tetap tinggi di sebagian besar Italia pada hari Rabu mencapai 45-46°C diperkirakan di pulau Mediterania Sardinia dan beberapa daerah pedalaman Sisilia kemungkinan akan mengalami suhu di pertengahan 40°-an.

Kementerian kesehatan mengatakan akan mengaktifkan hotline informasi dan tim petugas kesehatan keliling mengunjungi lansia di Roma. “Orang-orang ini takut mereka tidak akan berhasil, mereka takut tidak bisa keluar,” kata Claudio Consoli, seorang dokter dan direktur unit kesehatan.

Para pelari turun ke jalan-jalan ibu kota pagi-pagi sekali untuk mengatasi panas. Sementara gelombang panas tampaknya mereda di Spanyol, penduduk di Yunani dibiarkan mengamati puing-puing rumah mereka setelah kebakaran hutan.

“Semuanya terbakar, semuanya. Saya akan membuang semuanya, semuanya sia-sia. Ketel terbakar, selesai, meleleh,” kata seorang warga Athena, Abram Paroutsidis.

Spanyol memperingatkan risiko kebakaran hutan di sebagian besar negara meskipun penduduk diizinkan untuk kembali ke rumah mereka di pulau La Palma di mana kobaran api yang berkobar selama lima hari distabilkan di satu sektor, meskipun tetap aktif di tempat lain.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...