Ilmuwan Inggris Pimpin IPCC, Tiga Orang Indonesia Jadi Nominasi Pokja
Ilmuwan asal Inggris, Jim Skea, terpilih menjadi Ketua Panel AntarPemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) dalam pemilihan yang digelar di Nairobi, Kenya.
Jim Skea yang telah berkecimpung selama 40 tahun di bidang perubahan iklim ini mengungguli pesaing terdekatnya yakni Thelma Krug asal Brasil. Dalam keterangan resminya setelah terpilih, Skea menyebut ia berambisi memimpin IPCC secara inklusif dan lebih representatif. Ia berjanji akan fokus pada tiga prioritas; meningkatkan inklusivitas dan keberagaman, menjaga integritas sains, dan memanfaatkan efektivitas sains dalam perubahan iklim.
“Perubahan iklim menjadi ancaman serius terhadap planet kita,” ujarnya.
Jim Skea yang kini berusia 69 tahun merupakan profesor energi berkelanjutan di Imperial College London. Ia sebelumnya menjabat sebagai Co-Chair Working Group III yang fokus meneliti soal mitigasi perubahan iklim.
Pemilihan Ketua IPCC ini berlangsung di markas United Nations Environment Programme (UNEP) di Nairobi, Kenya. Selain memilih ketua baru, pertemuan ini juga akan memilih sejumlah posisi seperti Co-Chairs di IPCC Working Group yang akan digelar pada 26-28 Juli.
Dalam posisi tersebut, tercatat ada dua orang ilmuwan Indonesia yang masuk nominasi pemilihan Vice-Chair Working Group dan satu orang dinominasikan untuk posisi Biro Task Force on National Greenhouse Gas Inventories (TFI). Mereka adalah Fahmudin Agus dan Edvin Aldiran dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk posisi Vice-Chair serta Joni Jupesta, Research Fellow and Academic Officer UNU-IAS Tokyo, untuk posisi TFI.
Dalam operasionalnya, IPCC didukung oleh tiga kelompok kerja (working group) dengan tugas yang berbeda-beda. Pokja 1 fokus pada basis sains perubahan iklim; Pokja II fokus pada dampak, adaptasi dan kerentanan; sedangkan Pokja III membahas soal mitigasi perubahan iklim. Selain itu, ada juga satuan tugas (Task Force) yang fokus pada upaya membangun metodologi pengukuran dan penghapusan emisi.