Putin: Bergabungnya Ukraina ke Nato Jadi Ancaman Keamanan Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan prospek Ukraina untuk bergabung ke dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) merupakan ancaman mendasar bagi keamanan Rusia.
Hal itu disampaikan Putin saat berbicara dengan para pemimpin Afrika di St. Petersburg, Jumat (30/7). Menurut Putin, kemajuan infrastruktur militer aliansi itu tidak dapat diterima.
Putin menekankan pada nasib negara-negara yang dilanda konflik, termasuk Irak, Libya, dan Suriah, yang menurutnya telah dinyatakan sebagai lawan oleh negara-negara anggota NATO.
"Negara Barat mempersiapkan perang hibrida dengan negara kami, melakukan segala upaya untuk mengubah Ukraina menjadi alat untuk mengacaukan fondasi keamanan Federasi Rusia, merusak posisi Rusia di dunia dan merusak kenegaraan kami," kata Putin seperti dikutip Anadolu, Minggu (30/7).
Menurut Putin, perkembangan militer Ukraina mencapai puncaknya pada 2014, ketika negara-negara Barat mendukung kudeta bersenjata dan berdarah di Ukraina yang inkonstitusional.
Saat itu, mantan presiden Ukraina Viktor Yanukovych, yang pro-Rusia, digulingkan rakyat karena keputusannya menolak bergabung dengan pakta perdagangan Uni Eropa.
"Negara Barat mengabaikan semua norma hukum internasional dan secara langsung, secara terbuka mengatakan bahwa mereka mensponsori kudeta ini, bahkan menyebut jumlah uang yang mereka habiskan untuk itu," kata Putin.
Putin juga kembali mengingatkan tentang Deklarasi Kemerdekaan Ukraina yang mencakup klausul tentang status negara tersebut sebagai negara netral.
"Dalam deklarasi itu, tertulis bahwa Ukraina adalah negara netral, dan ini sangat penting bagi kami," tegasnya.