Konflik Makin Panas, Ini Daftar Negara Pendukung Israel dan Palestina

Image title
10 Oktober 2023, 16:37
Israel, Palestina
Ashraf Amra/Reuters
Ilustrasi, sebuah gedung di Gaza hancur terkena serangan rudal Israel.

Konflik terbaru antara Israel dan kelompok militan Palestina, Hamas, memasuki hari ketiga pada Senin (9/10)  menimbulkan kekhawatiran di banyak negara di dunia.

Berdasarkan laporan Al Jazeera, Israel terus melancarkan serangan besar-besaran di jalur Gaza, dan dilaporkan sebanyak 1.500 tewas akibat pengeboman yang dilancarkan oleh militer Israel.

Sedangkan, lebih dari 900 orang telah terbunuh di Israel sejak serangan Hamas di Israel Selatan dimulai pada hari Sabtu (7/10), menurut layanan medis Israel.

Seperti diketahui, militer Israel menggempur Gaza dengan roket pada Minggu (8/10), dan membunuh ratusan orang setelah serangan mendadak oleh Hamas. Gempuran Israel di jalur Gaza ini merupakan respons atas serangan Hamas, yang menembakkan 2.200 roket ke arah Israel selatan dan tengah, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem.

Balasan Israel yang sebelumnya didahului oleh serangan Hamas ini, merupakan bagian dari konflik yang telah berjalan sejak pertengahan abad ke-20, serta disebut sebagai salah satu konflik terpanjang yang masih berlangsung di dunia hingga saat ini.

Konflik ini juga membagi negara-negara di dunia, antara pendukung Israel dan Palestina. Siapa saja negara-negara yang mendukung dua pihak yang berkonflik ini? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Konflik Palestina - Israel meningkat
Konflik Palestina - Israel meningkat (Katadata)

Negara-negara Pendukung Israel dan Palestina

Sejak konflik Israel-Palestina bergulir pada 1948 silam, sejumlah negara telah terlibat aktif di dalamnya, baik sebagai suporter Israel maupun Palestina. Peran beberapa negara ini bermacam-macam, baik sebagai penyuplai senjata, maupun menjadi suaka bagi pejuang Palestina.

Berikut ini negara-negara pendukung Israel dan Palestina.

1. Negara Pendukung Israel

Kementerian luar negeri Israel mengklaim bahwa sekitar 84 negara telah mengeluarkan pernyataan yang mendukung Israel mengutuk serangan Hamas dan mendukung hak Israel untuk membela diri.

Beberapa negara besar yang tergolong vokal menyuarakan dukungan terhadap Israel, adalah sebagai berikut:

  • Amerika Serikat (AS)

Presiden AS Joe Biden menyatakan dukungan AS terhadap Israel sangat kuat dan tak tergoyahkan. Untuk menunjukkan dukungannya, ia memerintahkan kapal dan pesawat tempur AS menuju Israel dan mengirimkan bantuan militer baru.

Pentagon mengirim kapal induk USS Gerald R. Ford yang diiringi kapal penjelajah Normandia, serta kapal tempur kelas Destroyer, yakni Ramage, Carney, Roosevelt, dan Thomas Hudner ke Mediterania Timur, sembari meningkatkan skuadron pesawat tempur di wilayah tersebut.

Mengutip keterangan resmi yang dikeluarkan Gedung Putih, Presiden Biden telah berkomunikasi dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu (8/10). Dalam percakapannya, Biden menyampaikan bahwa bantuan tambahan untuk militer Israel sedang dalam perjalanan dan menjanjikan lebih banyak lagi dalam beberapa hari mendatang.

  • Inggris

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak telah mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Netanyahu, bahwa Inggris dengan tegas mendukung Israel, dan berupaya memastikan dunia berbicara dalam satu suara.

Mengutip keterangan resmi kantor perdana menteri Inggris, Downing Street, negara ini akan mendukung Israel melawan tindakan teror yang dilancarkan Hamas. Sunak menyatakan, bahwa Inggris siap memberikan dukungan apapun yang dibutuhkan Israel.

  • Prancis

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengutuk serangan yang dilakukan terhadap Israel dan menegaskan dukungan Prancis terhadap negara tersebut. Ia juga mengadakan pembicaraan dengan Presiden Israel Isaac Herzog dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Dalam cuitannya di platform media sosial "X", ia mengatakan bahwa Prancis berdiri dalam solidaritas dengan Israel, dan berkomitmen mendukung keamanan Israel dan hak negara tersebut dalam membela diri.

Selain itu, Prancis juga telah memperkuat keamanan di sekitar tempat ibadah Yahudi di Prancis, sebagai langkah antisipasi adanya serangan yang menargetkan kaum Yahudi di negara tersebut.

  • Australia

Australia menyatakan dukungannya terhadap Israel dan haknya untuk mempertahankan diri. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyalahkan Hamas atas kekerasan dan mengutuk tindakan “sembarangan” yang menargetkan warga sipil oleh Hamas. Ia mengatakan, bahwa serangan Hamas bertujuan untuk menciptakan teror.

  • Norwegia

Norwegia mengutuk serangan mendadak Palestina terhadap warga sipil Israel. Menteri Luar Negeri Norwegia Anniken Huitfeldt mengatakan, negaranya mengutuk keras serangan terhadap warga sipil Israel.

"Norwegia mengutuk keras serangan terhadap warga sipil Israel dan menyerukan penghentian segera serangan dan kekerasan tersebut," kata Huitfeldt dikutip dari NewsInEnglish, Sabtu (7/10).

Dukungan mengejutkan dari Norwegia ini muncul sebulan setelah Huitfeldt bertemu dengan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen, dan Perdana Menteri Palestina Mohammed Shtayyeh bulan lalu.

Dalam pertemuan tersebut, ia mengkritik pembangunan pemukiman Israel yang terus-menerus mengambil alih lebih banyak tanah milik Palestina, yang berpotensi meningkatkan kekerasan, terutama dari kaum militan.

Beberapa negara lain termasuk Austria, Jerman, India, Kanada, Polandia, Spanyol, dan Uni Eropa juga telah menyatakan dukungannya terhadap Israel. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Minggu (8/10), bahwa Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri dari serangan dan melindungi warganya, serta membalas para penyerang.

Mengutip The Times of Israel, Eli Cohen mengaku telah berbicara dengan 17 menteri luar negeri yang sebagian besar berasal dari Eropa. Diplomat Israel juga telah melakukan 180 wawancara dengan pers asing sejak perang dimulai.

Eskalasi konflik Palestina - Israel meningkat di Jalur Gaza, Minggu (8/10)
Eskalasi konflik Palestina - Israel meningkat di Jalur Gaza, Minggu (8/10) (Antara)

2. Negara Pendukung Palestina

Pengakuan internasional terhadap Negara Palestina telah menjadi tujuan Organisasi Pembebasan Palestina (Palestine Liberation Organization/PLO) sejak Deklarasi Kemerdekaan Palestina secara resmi membentuk negara berdaulat de jure pada 15 November 1988 di Aljir, Aljazair, melalui sidang luar biasa Dewan Nasional Palestina di pengasingan.

Di antara negara-negara anggota G20, tercatat sembilan negara, yakni Argentina, Brasil, Tiongkok, India, Indonesia, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan Turki, telah mengakui kedaulatan Palestina.

Dalam konflik terbaru antara Israel dan Palestina, sejumlah negara secara tegas menyatakan dukungannya terhadap Palestina. Negara-negara yang menyatakan dukungannya ini, mayoritas berasal dari Timur Tengah.

  • Iran

Iran secara historis mendukung perjuangan Palestina, dan kelompok Hizbullah yang didukung Iran saat ini terlibat dalam konflik yang menyerang Israel di dekat perbatasan Lebanon.

Presiden Iran Ebrahim Raisi sendiri secara terbuka telah menyatakan dukungannya, dan menyebut serangan yang dilancarkan Palestina baru-baru ini sebagai "operasi yang membanggakan", dan menyebutnya sebagai kemenangan besar atas Israel.

Mengutip Iran Front Page, Penasihat Senior Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati mengatakan, serangan yang dilancarkan Palestina akan memfasilitasi dan mempercepat keruntuhan rezim Zionis Israel.

  • Afrika Selatan

Kongres Nasional Afrika mengeluarkan pernyataan yang mengatakan, bahwa sejarah Apartheid Afrika Selatan adalah realitas yang dihadapi oleh Palestina yang diduduki oleh Israel saat ini.

Partai tersebut mengungkapkan, situasi keamanan yang memburuk di Gaza merupakan konsekuensi dari kebrutalan rezim Israel, dan pendudukannya atas Palestina yang melanggar hukum internasional.

  • Yaman

Di Yaman, pemberontak Huthi yang menguasai ibu kota Sanaa menyatakan dukungan terhadap serangan Hamas. Dalam sebuah pernyataan di situs kantor berita SABA, kelompok Huthi mengatakan bahwa serangan yang dilancarkan Hamas mengungkapkan kelemahan dan kerapuhan Israel.

  • Arab Saudi

Mengutip Reuters, Selasa (10/10), Putra Mahkota Mohammed bin Salman menekankan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa Kerajaan Arab Saudi akan terus mendukung Palestina, dan tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk memulihkan ketenangan dan stabilitas di wilayah Palestina.

Sementara, melalui pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan, bahwa kekerasan yang terjadi utamanya disebabkan oleh upaya Israel yang memperluas wilayah hingga mencaplok Palestina.

"Kerajaan mengingat kembali peringatannya yang berulang kali mengenai bahaya ledakan situasi sebagai akibat dari pendudukan yang terus berlanjut, dan perampasan hak-hak sah rakyat Palestina, dan pengulangan provokasi sistematis," tulis pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dikutip dari The Hill.

Solidaritas untuk Palestina dari Duta Besar Negara Arab
Solidaritas untuk Palestina dari Duta Besar Negara Arab (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.)
  • Qatar

Qatar, yang menjadi tuan rumah kantor Politik Hamas sejak 2012, mengatakan Israel merupakan pihak yang bertanggung jawab atas meningkatnya kekerasan terhadap rakyat Palestina.

"Israel sendiri yang memikul tanggung jawab atas eskalasi yang terjadi saat ini karena pelanggaran hak-hak rakyat Palestina yang terus berlanjut, yang terbaru adalah penggerebekan berulang kali terhadap Masjid Al-Aqsa yang dilakukan polisi Israel," kata Kementerian Luar Negeri Qatar dalam sebuah pernyataan yang diposting di media sosial X.

  • Rusia

Dalam serangan yang terjadi baru-baru ini, Rusia memang tidak secara tegas mendukung serangan Hamas, maupun mengutuknya. Kremlin juga tidak segera mengeluarkan pernyataan resmi ketika serangan Hamas terjadi, serta saat Israel melancarkan serangan balasan.

Pernyataan resmi dari Rusia baru dikeluarkan pada Senin (9/10), melalui juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov. Mengutip The Moscow Times, Rusia menyatakan prihatin dan meminta kedua belah pihak untuk terlibat dalam pembicaraan damai.

Meski demikian, di hari yang sama Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, bahwa solusi konflik yang berkepanjangan ini, adalah membentuk negara Palestina.

"Menciptakan negara Palestina yang hidup berdampingan dengan Israel adalah jalan yang paling dapat diandalkan untuk menyelesaikan (konflik)", kata Lavrov.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...