Perang Israel Palestina Tewaskan 2.100 Orang, juga Medis dan Jurnalis
Sebanyak lebih dari 2.100 orang tewas akibat perang Palestina dan Israel yang berlangsungs selama empat hari sejak Sabtu (7/10). Korban tewas tersebut termasuk enam petugas kesehatan dan delapan jurnalis yang bertugas di Gaza.
Korban tewas warga Palestina di Gaza telah meningkat menjadi 900 orang di tengah serangan udara Israel yang sedang berlangsung, kata Kementerian Kesehatan pada hari Selasa (10/10). Sementara korban luka mencapai 4.500 orang.
Dikutip dari Anadolu Agency, Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa enam petugas kesehatan telah terbunuh dan 15 lainnya terluka di Gaza hingga saat ini, sementara delapan jurnalis telah kehilangan nyawa mereka dalam pemboman tentara Israel yang sedang berlangsung.
Israel melanjutkan serangan udaranya di Jalur Gaza untuk hari ketiga pada Selasa (10/10). Serangan tersebut dikatakan sebagai balasan dari serangan Hamas di kota-kota Israel di dekat wilayah pantai.
Sementara Hamas mengatakan, serangan itu merupakan respons terhadap pelanggaran Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim.
Israel melakukan serangkaian serangan udara di Jalur Gaza dan memberlakukan blokade total terhadap wilayah tersebut, yang merupakan rumah bagi hampir 2,2 juta orang.
1.200 Warga Israel Tewas
Di sisi lain, korban tewas warga Israel akibat serangan Hamas bertambah menjadi 1.200 orang. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk menggunakan seluruh kekuatan Israel untuk menghancurkan kemampuan Hamas dan “membalas dendam atas hari kelam ini.”
Sementara itu, mengutip Kementerian Kesehatan Israel, Times of Israel melaporkan bahwa lebih dari 2.900 warga Israel terluka dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan lebih dari 500 orang masih dirawat di rumah sakit.
WHO Serukan Akses Bantuan Kesehatan
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan akses terhadap bantuan kesehatan dan kemanusiaan pada hari keempat konflik di Israel dan wilayah pendudukan Palestina.
"Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengulangi seruannya untuk mengakhiri permusuhan yang menyebabkan penderitaan yang tak terhitung di Israel dan Jalur Gaz," tulis pernyataan WHO dikutip dari situs resminya, Rabu (11/10).
WHO telah menawarkan bantuan kepada pejabat kesehatan di Israel dan wilayah pendudukan Palestina.
Pada tanggal 9 Oktober, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi. Mesir menyetujui permintaan WHO untuk memfasilitasi pengiriman pasokan kesehatan dan kemanusiaan lainnya dari WHO ke Gaza melalui penyeberangan Rafah. WHO menyatakan, koridor kemanusiaan seperti ini harus dilindungi.
Di Jalur Gaza, rumah sakit menggunakan generator cadangan karena bahan bakarnya kemungkinan akan habis dalam beberapa hari mendatang. Mereka telah kehabisan pasokan yang telah disiapkan WHO sebelum eskalasi terjadi.
Respons kesehatan yang menyelamatkan nyawa kini bergantung pada penyediaan pasokan baru dan bahan bakar ke fasilitas pelayanan kesehatan secepat mungkin.
WHO segera berupaya untuk mendapatkan pasokan medis secara lokal untuk memenuhi permintaan, dan menyiapkan pasokan dari Pusat Logistik Medis Global di Dubai, UEA.
Organisasi PBB itu juga sangat prihatin dengan kesehatan dan kesejahteraan para sandera, termasuk warga sipil lanjut usia, yang diculik dari Israel oleh Hamas dalam serangan pada 7 Oktober. Kebutuhan kesehatan dan medis para sandera harus segera ditangani, dan kami menyerukan pembebasan mereka dengan aman.
WHO menyerukan akses terhadap bantuan kesehatan dan kemanusiaan pada hari keempat konflik di Israel dan wilayah pendudukan Palestina.