Puluhan Ribu Orang Palestina Tinggalkan Gaza Usai Diultimatum Israel
Puluhan ribu orang Palestina yang tinggal di Gaza mulai meninggalkan rumah mereka dan bergerak ke selatan. Warga Gaza pindah setelah militer Israel mengultimatum 1,1 juta warga Gaza untuk pindah ke Selatan, menjelang serangan darat mereka dalam waktu dekat.
Hamas bersikap kebalikannya dengan perintah militer Israel. Mereka meminta warga untuk tetap tinggal dan menentang perintah militer Israel yang mengevakuasi rumah-rumah mereka.
Menurut perkiraan dari kantor kemanusiaan PBB, OCHA. Sebelum perintah evakuasi, lebih dari 400.000 warga Palestina telah mengungsi secara mandiri.
Korban tewas warga Palestina di Gaza terus meningkat menjadi 1.900 orang, termasuk 614 anak-anak. Korban tewas ini akibat serangan Israel di Gaza, kata kementerian kesehatan Palestina.
PBB Desak Israel Batalkan Ultimatum Evakuasi
Militer Israel mendesak 1,1 juta warga kota Gaza untuk mengungsi ke arah selatan dalam waktu 24 jam. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengingatkan militer Israel bahwa rencana tersebut mustahil.
Alasan militer Israel untuk mencegah korban karena hendak menyerang daerah tersebut. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyampaikan permintaan ini di media sosial, Jumat (13/10). "Warga sipil Kota Gaza, mengungsi ke selatan demi keselamatan dan keluarga."
"IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menyerukan evakuasi semua warga sipil Kota Gaza dari rumah mereka ke arah selatan demi keselamatan dan perlindungan mereka sendiri, serta pindah ke daerah selatan Wadi Gaza seperti yang ditunjukkan pada peta," kata militer Israel dalam sebuah pernyataan dikutip dari The Independent.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merespons instruksi tersebut dengan mengingatkan merelokasi atau evakuasi banyak warga sipil dari utara Gaza ke selatan Wadi Gaza "tidak mungkin dilakukan" tanpa "konsekuensi menghancurkan kemanusiaan".
"PBB dengan tegas mengimbau agar perintah semacam itu, dibatalkan untuk menghindari apa yang sudah menjadi tragedi berubah menjadi situasi bencana," katanya dalam sebuah pernyataan.
Israel Jatuhkan 6.000 Bom di Gaza
Militer Israel mengatakan telah menjatuhkan 6.000 bom di Gaza dan mengenai 3.600 sasaran. Konflik Israel - Palestina terus berlanjut dan menyebabkan korban terus bertambah.
Berdasarkan data yang dikutip dari Al Jazeera, sebanyak 1.300 warga Israel tewas dan 3.200 lainnya terluka akibat serangan Hamas yang dimulai Sabtu (7/10).
Di sisi lain, sebanyak 1.537 orang Palestina tewas dan lebih dari 6.612 orang terluka akibat serangan Israel di jalur Gaza.
Sedangkan, Organisasi kesehatan PBB (WHO) di Gaza hanya memiliki pasokan listrik terbatas karena mereka terpaksa menjatah cadangan bahan bakar yang semakin menipis. Mereka bergantung pada generator untuk menjalankan fungsi-fungsi ,medis yang paling penting.
“Bahkan fungsi-fungsi ini harus dihentikan dalam beberapa hari ketika stok bahan bakar habis,” kata WHO dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (13/10).
“Dampaknya akan sangat buruk bagi pasien yang paling rentan, termasuk mereka yang terluka yang memerlukan operasi penyelamatan nyawa, pasien di unit perawatan intensif, dan bayi baru lahir yang bergantung pada perawatan di inkubator,” tulis pernyataan tersebut.
WHO telah mendokumentasikan 34 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza sejak pemboman dimulai. Serangan tersebut mengakibatkan 11 petugas kesehatan tewas dan melukai 16 lainnya. Bom Israel juga merusak 19 fasilitas kesehatan dan 20 ambulans di Gaza.
Israel Gunakan Bom Fosfor
Human Rights Watch (HRW) mengonfirmasi penggunaan fosfor putih oleh Israel di Gaza dan Lebanon.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan mereka memverifikasi video yang diambil awal pekan ini yang menunjukkan beberapa ledakan udara fosfor putih yang ditembakkan artileri di pelabuhan Kota Gaza dan dua lokasi pedesaan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.
"Senjata tersebut memiliki efek pembakar yang signifikan yang dapat membakar orang dan membakar bangunan, ladang, dan objek sipil lainnya di sekitarnya," tulis pernyataan HRW dalam situs resminya.
Ia menambahkan bahwa penggunaan fosfor putih di tempat-tempat padat penduduk seperti Gaza “memperbesar risiko terhadap warga sipil dan melanggar larangan hukum kemanusiaan internasional yang menempatkan warga sipil pada risiko yang tidak perlu.
Sementara itu, Reuters melaporkan bahwa Israel telah mengepung Gaza dengan pengeboman paling dahsyat selama 75 tahun. Gaza diketahui merupakan rumah bagi 2,3 juta warga Palestina.
Panglima militer Israel berkata, “Sekarang adalah waktunya berperang,” ketika negaranya mengumpulkan tank-tank di dekat Jalur Gaza menjelang rencana invasi darat untuk memusnahkan kelompok militan Palestina Hamas yang menguasai daerah kantong tersebut.