Israel Akan Memutus Hubungan dengan Gaza Setelah Perang
Israel menyatakan bahwa tujuan jangka panjang kampanye militernya di Gaza, adalah untuk memutuskan semua hubungan dengan wilayah tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant
Saat berbicara di depan Komite Parlemen Israel, Gallant mengatakan, bahwa tahap pertama kampanye tersebut dimaksudkan untuk menghancurkan infrastruktur Hamas. Pasukan Israel, kemudian akan melancarkan 'operasi dengan intensitas lebih rendah' untuk menghilangkan kantong perlawanan Hamas.
"Fase ketiga, akan memerlukan penghapusan tanggung jawab Israel atas kehidupan di Jalur Gaza, dan pembentukan realitas keamanan baru bagi warga Israel," kata Gallant, dikutip dari BBC, Sabtu (21/10).
Meski Israel menarik diri dari Gaza pada 2005, PBB menganggap jalur tersebut, bersama dengan Tepi Barat dan Yerusalem Timur, sebagai wilayah yang diduduki dan menganggap Israel bertanggung jawab atas kebutuhan dasar penduduknya.
Israel sebelumnya memasok sebagian besar kebutuhan energi, dan mengizinkan warga Gaza melintasi perbatasan untuk bekerja. Israel juga mengawasi impor ke wilayah tersebut untuk mencegah senjata mencapai Hamas.
Setelah serangan 7 Oktober, pasokan listrik di Gaza diputus. Israel juga tidak mengizinkan pengiriman bantuan makanan dan obat-obatan untuk masuk. PBB menyebut situasi di Gaza sangat buruk.
Sementara itu, Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas telah mengkonfirmasi, bahwa ia akan bergabung dengan beberapa pemimpin dunia pada pertemuan puncak di Kairo pada hari Sabtu yang bertujuan untuk mencapai gencatan senjata.
Acara tersebut dimediasi oleh Presiden Mesir Abdul Fattah al-Sisi, yang akan mencakup pembicaraan mengenai upaya mengakhiri konflik Israel-Palestina berdasarkan solusi dua negara.
Pertemuan tersebut juga akan dihadiri Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dan perwakilan dari Komisi Uni Eropa, serta beberapa negara Arab dan Eropa.