RI Kutuk Pemboman Area RS Indonesia di Gaza, Ini Kondisi 3 Relawan WNI
Pemerintah Republik Indonesia mengutuk serangan Israel di sekitar Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza tadi malam, Kamis (9/11). Sebanyak 11 rudal menyerang sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza dan merusak beberapa bagian fasilitas tersebut.
"Indonesia sekali lagi mengutuk serangan-serangan biadab terhadap warga dan obyek sipil, khususnya fasilitas-fasilitas kemanusiaan di Gaza," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Lalu Muhammad Iqbal, Jumat (10/11).
Dia mengatakan, sasaran roket adalah daerah Taliza'tar yang lokasinya sangat dekat RSI. Hal ini menyebabkan RSI mengalami sejumlah kerusakan fisik tambahan.
Kemlu RI juga telah berkomunikasi dengan MER-C mengenai kondisi tiga WNI yang menjadi relawan di RSI. Menurut Lalu, kondisi tiga relawan tersebut sudah bisa dihubungi dan dalam kondisi baik.
"Ketiganya berada di basement saat terjadinya serangan," ujarnya.
Selain RSI, Israel juga menyerang halaman kompleks Rumah Sakit al-Shifa, Jumat (10/11). “Tim medis masih memeriksa lokasi kejadian untuk mengetahui apakah ada [korban] yang tewas atau terluka,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina, seperti dikutip dari Al JAzeera.
RSI Terancam Setop Operasi
Direktur RSI di Gaza, Atef al-Kahlout, menyatakan bahwa rumah sakit tersebut akan berhenti beroperasi secara total karena kehabisan bahan bakar.
“Hari ini, Kamis tanggal 9 November 2023, solar untuk RS Indonesia tersisa 1.100 liter dan ini hanya cukup untuk satu hari saja,” kata dia.
“RS Indonesia akan berhenti beroperasi total besok jika tidak ada solar untuk menghidupkan generator sebagai sumber listrik,” kata al-Kahlout pada akun lembaga kemanusiaan MER-C Indonesia di platform X, Kamis.
Sebelumnya, relawan MER-C yang berada di RS Indonesia, Fikri Rofiul Haq, mengatakan bantuan kemanusiaan belum bisa masuk ke wilayah utara Gaza di mana RS Indonesia berada.
“Memang ada beberapa truk yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza, tapi (bantuan) dari beberapa truk itu belum bisa dibagikan secara merata,” kata Fikri seperti dikutip dari Antara, Rabu (8/11).
Dia mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan yang masuk dari pintu perbatasan Rafah di Gaza selatan belum sampai ke RS Indonesia yang berada di Gaza utara. “Sedangkan Jalur Gaza tengah terus dibombardir (Israel) untuk memisahkan Gaza selatan dengan utara,” katanya.
Fikri mengatakan pintu perbatasan di Rafah sudah ditutup lagi sehingga pergerakan warga dan bantuan kemanusiaan kembali tertahan.