Covid-19 Kembali Menyebar di Singapura, Tercatat Ada 22 Ribu Kasus
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura melaporkan bahwa terjadi kenaikan infeksi Covid-19 yang signifikan pada periode 19-25 November. Jumlah kasus tercatat naik menjadi 22.094 dari 10.726 pada pekan sebelumnya.
Meski terjadi lonjakan kasus dua kali lipat, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit dan di unit perawatan intensif masih terkendali. Menurut laporan Kementerian Kesehatan, lebih dari 70% kasus di Singapura per 27 November didominasi oleh varian virus EG.5 dan sub-garis keturunannya HK.3.
“Peningkatan ini bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk musim perjalanan di akhir tahun dan turunnya kekebalan penduduk,” kata Kemenkes seperti dikutip dari The Straits Times, Senin (4/12). “Saat ini, tidak ada indikasi bahwa subvarian utama lebih mudah menular atau menyebabkan penyakit lebih parah dibandingkan varian lain”.
Meskipun negara-negara di wilayah beriklim sedang mengalami peningkatan kasus penyakit pernafasan, pemerintah Singapura mengatakan secara keseluruhan kasus penyakit pernafasan di negaranya tetap stabil.
“Secara lokal, belum ada indikasi peningkatan penyakit pernapasan parah, termasuk pada anak-anak,” tambah kementerian tersebut. “WHO melaporkan peningkatan aktivitas virus pernapasan, termasuk influenza dan virus pernapasan syncytial (RSV), di beberapa bagian Belahan Bumi Utara”.
Mereka menambahkan bahwa beberapa negara beriklim sedang telah melaporkan atau mengantisipasi peningkatan jumlah penyakit pernafasan selama bulan-bulan musim dingin.
Sementara itu di Cina, terjadi peningkatan kasus penyakit pernafasan pada anak-anak dan remaja. Per 24 November negara itu menyerukan kewaspadaan ketika lonjakan penyakit ini menyerang sekolah-sekolah dan rumah sakit, yang kemungkinan disebabkan oleh beredarnya patogen pernapasan.
Menurut WHO, patogen ini umum terjadi, dan termasuk influenza, RSV, Mycoplasma pneumoniae, dan adenovirus. Badan kesehatan global juga mencatat bahwa tren peningkatan ini bukanlah hal yang tidak terduga karena awal musim dingin.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk selalu mengikuti perkembangan vaksinasi Covid-19. “Dosis tambahan sekitar satu tahun setelah dosis vaksin terakhir direkomendasikan untuk mereka yang berusia 60 tahun ke atas, orang-orang yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia,” kata kementerian.
Mereka menambahkan bahwa mereka yang berusia enam bulan ke atas juga didorong untuk menerima dosis tambahan, terutama petugas kesehatan dan pengasuh individu yang rentan. Vaksin gratis ini tersedia di pusat pengujian dan vaksinasi bersama, Klinik Kesiapsiagaan Kesehatan Masyarakat dan poliklinik terpilih.
Masyarakat juga harus menjaga kebersihan pribadi dan mengambil tindakan pencegahan saat bepergian. “Mereka yang merasa tidak enak badan harus mengenakan masker dan meminimalkan interaksi kerja dan sosial. Kami terus memantau situasi global dan lokal dengan cermat,” kata kementerian.