Masyarakat Inggris Bikin Petisi Usir Dubes Israel

Ringkasan
- Masyarakat Inggris mengajukan petisi yang meminta pengusiran Duta Besar Israel Hotovely karena pernyataannya yang dianggap menggunakan "bahasa genosida" dan mendukung tindakan genosida.
- Petisi telah didukung oleh lebih dari 80.000 tanda tangan, memicu tanggapan dari parlemen Inggris jika mencapai 100.000 tanda tangan.
- Dukungan yang berkembang menunjukkan keprihatinan publik tentang pernyataan Hotovely, yang juga dikenal dengan pandangannya yang menentang solusi dua negara dan prospek negara Palestina.

Masyarakat Inggris membuat petisi yang meminta pemerintah mengusir Duta Besar Israel untuk Inggris Tzipi Hotovely. Petisi yang dibuat melalui situs Change.org telah didukung 80.450 tanda tangan hanya dalam satu hari.
Mengutip Anadoulu, petisi tersebut telah melampaui ambang batas 10.000 tanda tangan agar dapat memicu tanggapan dari parlemen Inggris. Menurut petisi tersebut, Hotovely dalam pernyataannya telah menggunakan "bahasa genosida".
"Duta besar saat ini menggunakan bahasa genosida secara terbuka dan menganjurkan untuk melakukan aksi genosida. Pembersihan etnis di Gaza dan Tepi Barat masih terus terjadi," demikian bunyi pernyataan petisi itu, seperti dikutip dari Anadolu.
Dukungan yang berkembang pesat mencerminkan beragam suara yang menyerukan agar adanya akuntabilitas sehubungan dengan pernyataan duta besar Israel itu baru-baru ini.
Hotovely, yang dikenal dengan pandangannya yang kokoh, telah dengan tegas menolak gagasan solusi dua negara. Ia menyatakan “sama sekali tidak ada” prospek negara Palestina pada masa mendatang.
Setelah mencapai 100 ribu tanda tangan, petisi tersebut akan dipertimbangkan untuk dibahas dalam parlemen.
Perang Israel-Hamas selama periode 7 Oktober-28 Desember 2023 telah menewaskan lebih dari 21 ribu warga Palestina. Ini terdiri dari korban jiwa Palestina di Jalur Gaza 21.320 orang dan di Tepi Barat 304 orang. Sementara itu, jumlah total korban jiwa Israel sekitar 1.365 orang.
Data korban ini dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan pemerintah Israel.
Menurut OCHA, sampai hari ke-83 perang, yaitu 28 Desember 2023, militer Israel terus membombardir Gaza dari darat, laut, dan udara.