8 Fakta Negara Ekuador Rusuh, Status Darurat Lawan Bos Geng Narkoba

Ira Guslina Sufa
11 Januari 2024, 10:15
Negara Ekuador rusuh
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nym.
Ilustrasi kesiapsiagaan militer
Button AI Summarize

Negara Ekuador yang berada di kawasan Amerika Latin sedang mengalami chaos. Kerusuhan dipicu kaburnya gembong narkoba kelas kakap di negeri itu, Jose Adolfo Macias alias Fito kabur dari penjara di kota Guayaquil pada Senin (8/1) lalu. 

Merujuk pemberitaan dari Anadolu, Setelah kaburnya Fito kekerasan dan kerusuhan terjadi di banyak titik.  Mereka mengancam akan membunuh para sipir jika pemerintah mengerahkan tentara untuk mengendalikan penjara. 

Usai kaburnya Fito pemerintah Ekuador mengeluarkan pernyataan perang terhadap geng narkoba. Hal itu menyulut perlawanan balik dari kelompok Fito untuk meluaskan aksi. Berikut sejumlah fakta yang dihimpun mengenai kerusuhan di Ekuador. 

Kronologi Negara Ekuador Rusuh Bermula dari Kaburnya Gembong Narkoba

Gembong narkoba Jose Adolfo Macias alias Fito kabur dari penjara Litoral Guayaquil  di Ekuador (8/1)  bersama dengan gembong narapidana lainnya. Geng narkoba menyandera 130 lebih sipir dan sempat menyiarkan siaran langsung di salah satu stasiun televisi pada Selasa (9/1).  Pekan lalu, Macias melarikan diri dari selnya di penjara Litoral Guayaquil bersama dengan gembong narapidana lainnya.

Kelompok tersebut punya aliansi dengan kartel narkoba Sinaloa yang berkuasa di Meksiko dan menyelundupkan narkoba dari Kolombia melalui kota-kota pelabuhan Ekuador ke AS dan Eropa. Di Guayaquil, sebanyak delapan orang tewas dan dua orang luka-luka dalam serangan yang terkait dengan geng kriminal pada Selasa (9/1).

Presiden Noboa memerintahkan angkatan bersenjata untuk "menetralisir" geng yang digambarkan sebagai "organisasi teroris". Toko-toko, sekolah, kantor pemerintah dan gedung-gedung ditutup, para pekerja pun dipulangkan.

Dalam video yang beredar di media sosial, orang-orang bersenjata menyerbu stasiun TV dan melakukan siaran langsung di televisi sebelum ditangkap oleh pasukan khusus polisi. Berdasarkan video itu, geng narkoba melakukan serangkaian serangan termasuk bom mobil, pembunuhan petugas polisi di jalan, pembunuhan sipir, serta upaya pengambilalihan rumah sakit dan universitas di Guayaquil. Polisi Ekuador mengkonfirmasi dua petugas tewas.

Pimpinan Geng Narkoba Los Choneros Kabur dari Penjara

Saat kabur dari penjara, Fito tidak sendiri. Ia kabur bersama sejumlah narapidana lain dari penjara Litoral Guayaquil. Fito sendiri merupakan pemimpin geng Los Choneros yang dikabarkan menggerakkan sejumlah aksi termasuk penyanderaan sipir.

Sebelum kabur, ia telah menjalani hukuman 34 tahun penjara atas pidana perdagangan narkoba dan pembunuhan. Ia dipenjara sejak 2011 dan pernah kabur pada 2013. Ia sempat tiga bulan buron sebelum akhirnya ditangkap kembali. 

Presiden Ekuador Umumkan Keadaan Darurat

Presiden Ekuador pun mengumumkan sejumlah kebijakan pada Selasa (9/1). Ia  menetapkan hampir dua lusin geng sebagai kelompok teroris dan memberi wewenang kepada militer untuk ‘menetralisir’ faksi kejahatan dalam batas-batas hukum kemanusiaan internasional.

“Mereka telah menciptakan gelombang kekerasan untuk menakut-nakuti masyarakat,” kata Kepala Komando Gabungan Angkatan Bersenjata Laksamana Jaime Vela. “Mulai saat ini, setiap kelompok teroris yang diidentifikasi menjadi sasaran militer.”

Noboa, yang terpilih pada Oktober 2023, mengumumkan keadaan darurat selama dua bulan. Pemerintah Ekuador menyampaikan, kerusuhan oleh geng narkoba merupakan reaksi terhadap rencana Noboa membangun dua penjara baru dengan keamanan tinggi bagi para pemimpin geng. 

Rencana pembuatan penjara baru itu seperti strategi Presiden El Salvador Nayib Bukele, yang telah membangun penjara terbesar di Amerika untuk menampung 70 ribu anggota geng di tengah meningkatnya kekhawatiran hak asasi manusia mengenai proses hukum dan pemenjaraan orang-orang yang tidak bersalah.

Presiden Ekuador Umumkan Perang Lawan Geng Narkoba 

Presiden Ekuador Daniel Noboa pada Rabu (10/1) menyatakan perang terhadap kartel narkotika setelah kekerasan antara kelompok kriminal tersebut dengan aparat keamanan selama tiga hari. Dalam sebuah wawancara dengan radio lokal Radio Canela, Noboa membahas "aksi teroris" dan kekerasan yang meningkat dramatis di negeri tersebut.

"Kami menyatakan perang. Kami tidak boleh menyerah kepada teroris ini. Kami akan melakukan apa yang diperlukan untuk menghapus rasa tidak aman. Kelompok kriminal ini mungkin mengira bisa menjatuhkan presiden dengan menyerang stasiun televisi dan menyandera aparat keamanan. Mereka tidak akan berhasil," kata Noboa seperti dilaporkan kantor berita Anadolu.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...